Uji Toksisitas Sub Kronis Ekstrak Pericarp Garcinia Mangostana Linn pada Rattus norvegicus Strain Wistar Studi terhadap kadar SGOT dan SGPT

Main Author: Ghifary, FaathirBaihaqi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/125032/1/FULL_TEXT_FAATHIR_115070100111048_FKUB.pdf
http://repository.ub.ac.id/125032/2/Lampiran_FAATHIR_BAIHAQI_115070100111048_FKUB.pdf
http://repository.ub.ac.id/125032/
Daftar Isi:
  • Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana Linn. ) adalah salah satu bahan obat yang seringkali digunakan sebagai obat herbal. Pada penelitian sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak kulit manggis mampu berfungsi sebagai anti oksidan anti tumor, anti allergi, anti inflamasi, anti bakteri dan antiviral . Untuk dapat dinaytakan aman untuk dikonsumsi manusia dibutuhkan serangkaian pengujian kemanann obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian Ekstrak Kulit Manggis secara sub kronis dapat meningkatkan kadar Enzim SGPT dan SGOT dalam darah yang menunjukkan efek hepatotoksik. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen murni (true eksperimental) yang dikerjakan di laboratorium secara in vivo dengan menggunakan rancangan percobaan Post Test Only Control Group Design. hewan coba dibagi Hewan uji coba tikus terdiri dari 5 kelompok jantan dan 5 kelompok betina yang diberi pakan normal serta pada kelompok perlakuan diberikan Ekstrak Kulit Manggis sebesar 200mg/tikus/hari, 400mg/tikus/hari, 800mg/tikus/hari, 1600mg/tikus/hari. Analisa Data menggunakan Uji One Way ANOVA serta Multi comparison LSD Hasil pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT antar kelompok menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar SGOT dan SGPT Betina dan SGPT Jantan serta tidak terdapat perbedaan pada kadar SGOT Jantan dengan nilai signifikansi masing-masing 0,040 (SGPT Janta) ,0,037 (SGPT Jantan),dam 0,000 (SGOT Betina) namun belum dapat dinyatakan member manifestasi klinis, sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemberian Ekstrak Kulit Manggis terhadap Rattus Novergius dengan perbedaan dosis tidak memberi perbedaan bermakna. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak dapat dibuktikan adanya efek hepatotoksik pada hepar