Efek Sitotoksik Metabolit Ekstraseluler Streptococcus pyogenes terhadap Kematian Sel Kanker Serviks (Sel HeLa) In Vitro
Daftar Isi:
- Aktivitasenzimatikdari metabolit ekstraseluler bakteri dapat dikembangkan sebagai kemoterapi antikanker. Terdapat tiga golongan toksin berdasarkan aktivitas enzimatiknya, yaitu hidrolitik, transferase dan lyase, serta golongan cytolysin. Streptococcus pyogenes menghasilkan deoxyribonuclease sebagai enzim hidrolitik, NAD-glycohydrolase sebagai transferase dan lyase, serta streptolysin O dan streptolysin S sebagai cytolysin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek sitotoksik dari supernatan medium kultur Streptococcus pyogenes dalam menginduksi kematian sel HeLa. Kultur sel kanker serviks (sel HeLa) diberikan perlakuan dengan variabel dosis supernatan medium kultur bakteri, yaitu 0% (kontrol), 9,09%, 16,67%, dan 28,57%, serta variabel lama inkubasi pemaparan, yaitu 120 dan 60 menit. Kemudian dilakukan uji viabilitas sel dengan MTT Assay untuk mengukur survival rate dari sel HeLa berdasarkan tingkat absorbansi spektrofotometri dan dilanjutkan uji statistik dengan program SPSS. Pada uji One-Way Anova quadratic term didapatkan perbedaan yang signifikan p = 0,021 (p < 0,05) untuk inkubasi 120 menit, dan p = 0,023 untuk inkubasi 60 menit. Sedangkan pada uji regresi kuadratik didapatkan R = 0,722; p = 0,036 untuk inkubasi 120 menit, dan R = 0,705; p = 0,045 untuk inkubasi 60 menit. Pada analisis t-test antara kelompok inkubasi 120 menit dengan 60 menit didapatkan nilai p dari masing-masing dosis (9,09%, 16,67%, dan 28,57%) secara berturut-turut adalah p = 0,058; p = 0,787; dan p = 0,660 (p > 0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan cells survival rate yang bermakna di antara masing-masing dosis dengan pola penurunan cells survival rate secara signifikan sesuai dengan model regresi kuadratik, tetapi tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok inkubasi 120 menit dengan 60 menit. Penelitian lebih lanjut diperlukan mengenai aktivitas sitotoksik strain bakteri spesifik, respon target sel kanker yang lain, dan waktu inkubasi yang lebih mendetail.