Daftar Isi:
  • Culex sp. bertindak sebagai vektor Filariasis, Japanese Encephalitis, dan demam Chikungunya. Insektisida kimia merupakan salah satu bahan kimia untuk pengendalian terhadap vektor. Namun, penggunaan insektisida kimia menimbulkan masalah baru yaitu resistensi nyamuk dan efek toksik pada manusia. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah satunya adalah daun jambu biji (Psidium guajava). Kandungan daun jambu biji adalah alkaloid, tanin, dan flavonoid yang diduga berperan sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi insektisida ekstrak daun jambu biji terhadap nyamuk Culex sp. dewasa. Penelitian ini diulang sebanyak empat kali dengan tujuh jenis perlakuan yang terdiri dari kontrol negatif (larutan akuades steril), kontrol positif (d-aletrin 45 mg dan transfluthrin 4 mg), serta konsentrasi larutan ekstrak daun jambu biji sebesar 30%; 35%; 40%; 45%; dan 50%. Nyamuk Culex sp. dipapar dengan metode elektrik. Perlakuan diamati pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5, 6, dan jam ke-24. Konsentrasi 30% menunjukkan efek insektisida yang paling efektif sebesar 100% pada jam ke-24. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengaruh konsentrasi ekstrak dan waktu terhadap potensi insektisida larutan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava). Sehingga dapat disimpulkan larutan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) mempunyai potensi sebagai insektisida nyamuk Culex sp. dengan metode elektrik.