Hubungan Pola Makan Berisiko Dari Sumber Hewani Dan Susu Terhadap Tekanan Darah Tinggi Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Tahun 2014.
Daftar Isi:
- Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit stroke, gagal jantung, gagal ginjal, hingga meninggal pada usia muda. Data Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi dapat muncul pada usia ≥ 18 tahun dan cenderung pada perempuan. Di Indonesia tingkat konsumsi protein hewani relatif rendah, padahal pengaturan makanan sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian hipertensi. Sumber hewani dan susu memiliki kandungan zat-zat gizi, ada yang bersifat melindungi (protective) dan pemicu atau berisiko (risk). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan berisiko dari sumber hewani dan susu terhadap tekanan darah tinggi pada wanita usia subur (WUS) di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 46 orang. Variabel yang diukur yaitu intake lemak total, lemak jenuh, kolesterol, sodium dan tekanan darah (sistolik dan diastolik). Hasil analisa data menggunakan Uji Korelasi Spearman untuk intake lemak total, lemak jenuh, kolesterol, dan sodium dari sumber hewani dan susu dengan tekanan darah sistolik diperoleh p = 0,626; 0,726; 0,161; 0,846 (α = 0,05) yang berarti tidak ada hubungan. Analisis data intake lemak total, lemak jenuh, kolesterol, dan sodium dengan tekanan darah diastolik diperoleh p = 0,101; 0,88; 0,161; 0,653 dan disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk mengkaji faktor-faktor lain lebih dalam dan lengkap terkait proses pengumpulan data intake zat-zat gizi tersebut dan menggunakan dietary assessment lain sebagai pembanding dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.