Efek Pemberian Isolat Proteasome 20s Dari Plasmodium Berghei Terhadap Perbaikan Morfologi Parasit Pada Mencit Malaria
Daftar Isi:
- Malaria Merupakan Penyakit Infeksi Menular Yang Sampai Sekarang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Dunia. Indonesia Merupakan Salah Satu Negara Yang Beresiko Tinggi Terhadap Penyakit Malaria Dan Penyakit Ini Masih Ditemukan Di Seluruh Provinsi Di Indonesia. Hal Ini Di Perparah Dengan Terjadinya Resistensi Obat Antimalaria Lini Pertama Yaitu Artemisinin Combination Therapy (Act) Serta Belum Adanya Vaksin Anti-Malaria Efektif Yang Tersedia Untuk Digunakan Pada Manusia Sehingga Sangat Diperlukan Penemuan Obat/Terapi Baru Untuk Malaria. Ubiquitin Proteasom System (Ups) Berperan Dalam Mengontrol Kualitas Protein, Degradasi Protein Serta Proliferasi Sel. Pada Plasmodium Sp. Ups Yang Diperankan Oleh Proteasome 20s Memiliki Peran Penting Dalam Mengontrol Kualitas Protein. Ubiquitin Proteasom System (Ups) Merupakan Target Baru Yang Potensial Untuk Terapi Malaria Karena Penghambatan Pada Core Protein Proteasome 20s Dapat Menghambat Pertumbuhan Plasmodium Sp. Penelitian Ini Merupakan Penelitian Murni Dengan Metode Randomized Posttest Only Controlled Group Design. Antigen Proteasome 20s Didapatkan Melalui Proses Ekstraksi Dari Plasmodium Berghei Yang Diinokulasikan Pada Mencit Hidup. Mencit Yang Dijadikan Hewan Coba Dibagi Menjadi 6 Kelompok Yaitu: Kontrol Positif, Kontrol Negatif, Ag-Proteasom 1μl + Cfa-Ifa 100μl, Ag-Proteasom 2μl + Cfa-Ifa 100μl, Ag-Proteasom 4μl + Cfa-Ifa 100μl, Dan Ag-Proteasom 8μl + Cfa-Ifa 100μl. Seluruh Kelompok Mencit Kecuali Kontrol Negatif Diinfeksi Dengan Plasmodium Berghei Setelah Diberikan Perlakuan. Hasil Penelitian Menunjukkan Terdapat Perubahan Morfologi Parasit Menjadi Crisis Form Pada Kelompok Kontrol Positif. Pemberian Antigen Proteasome 20s Mampu Memperbaiki Morfologi Parasit Dalam Pengamatan Tiap Hari Selama 4 Hari.