Daftar Isi:
  • Kandidiasis vulvovaginal merupakan salah satu bentuk infeksi pada vagina, yang umumnya menyerang wanita usia subur sedikitnya satu kali selama masa hidupnya dan sekitar 40-50% mengalami kandidiasis vaginalis secara berulang. Infeksi ini sering ditimbulkan oleh jamur C.albicans. obat antifungi yang dipakai saat ini dapat menimbulkan efek samping yang merugikan seperti gangguan alat cerna, iritasi, reaksi alergi, hepatitis, dan gangguan endokrin. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan antifungi alternatif, misalnya dari tanaman ciplukan. Daun ciplukan merupakan tanaman liar yang mengandung alkaloids, flavonoids, saponins, tanin dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antifungi ekstrak etanol daun ciplukan terhadap pertumbuhan C.albicans secara in vitro. Desain penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium dengan metode dilusi agar untuk menentukan Kadar Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak etanol daun ciplukan. Konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan yang digunakan yaitu 5%,6%,7%,8%,9%,10% dan 11%, sedangkan kepadatan C.albicans adalah 104 CFU/ml. Kadar Hambat Minimum (KHM) dari penelitian ini adalah 10%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efek antifungi pada setiap pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan terhadap pertumbuhan koloni C.albicans. Hasil Uji Korelasi Spearman adalah R=-0,942 yang berarti semakin tinggi pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan maka semakin menurunkan pertumbuhan koloni C.albican. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun ciplukan mempunyai efek antifungi terhadap C.albicans.