Daftar Isi:
  • Nyamuk genus Culex merupakan vektor biologis Filariasis, Japanese B Encephalitis, dan demam Chikungunya yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida kimiawi menimbulkan permasalahan tersendiri diantaranya efek toksik pada manusia dan timbulnya resistensi nyamuk. Oleh karena itu, diperlukan adanya insektisida alternatif yang lebih aman bagi lingkungan. Salah satunya adalah dengan menggunakan daun ceremai (Phyllanthus acidus L). Kandungan aktif daun ceremai yang diduga bermanfaat sebagai insektisida adalah golongan saponin, flavonoid, tanin dan polifenol . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi insektisida ekstrak daun ceremai terhadap nyamuk Culex sp. dewasa. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor nyamuk Culex sp. dewasa tiap perlakuan. Perlakuan yang digunakan yaitu konsentrasi ekstrak daun ceremai sebesar 15%; 20%; 25%; dengan menggunakan kontrol positif (larutan malathion 0,28%) dan kontrol negatif (larutan aquades). Pengulangan dilakukan sebanyak 4 kali pada interval waktu yaitu jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, jam ke-4, jam ke-5, jam ke-6, dan jam ke-24. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi insektisida maksimal sebesar 100% pertama kali dicapai oleh konsentrasi ekstrak 25% pada jam ke-24, kemudian disusul oleh konsentrasi 20% dengan potensi puncak 96%, dan konsentrasi 15% dengan potensi puncak 90%. Terdapat hubungan yang positif semakin besar dosis ekstrak daun ceremai dan semakin lama waktu pengamatan maka semakin banyak nyamuk yang mati.