Daftar Isi:
  • Parkinson Merupakan penyakit saraf degeneratif yang disebabkan rusaknya saraf penghasil dopamin di otak, khususnya di bagian substantia nigra pars compacta. Terapi regeneratif untuk Parkinson sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu modalitas terapi regeneratif adalah menggunakan Hematopoietic Stem Cells (HSCs) yang berasal dari bone marrow. Hematopoietic Stem Cells (HSCs) memiliki kemampuan untuk meregenerasi jaringan yang rusak dengan cara bergerak menuju jaringan yang rusak tersebut. Pergerakan HSCs ini dipicu oleh meningkatnya Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF). Granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) dapat meningkat karena efek beta glucan yang terkandung dalam Saccharomyces cerevisae. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adanya efek penurunan ekspresi alpha synuclein pada bagian substantia nigra otak tikus model Parkinson paska pemberian Saccharomyces cerevisae. Penelitian ini menerapkan eksperimen murni (true experimental design) secara in vivo dengan rancangan randomized post test only controlled group design. Sampel dibagi ke dalam lima kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 tikus, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, Kelompok Perlakuan 1 (Rotenone + Saccharomyces cerevisae 18 mg/kgBB), Kelompok Perlakuan 2 (Rotenone + Saccharomyces cerevisae 36 mg/kgBB), Kelompok Perlakuan 3 (Rotenone + Saccharomyces cerevisae 72 mg/kgBB) selama 30 hari. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah adalah tingkat penurunan ekspresi alpha synuclein pada bagian substantia nigra otak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah ekspresi alpha synuclein antara kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif (p = 0.000) dan kelompok perlakuan (p = 0.000; 0.000; 0.000); pemberian Saccharomyces cerevisae pada perlakuan 1, 2 dan 3 (18mg/kgBB, 36mg/kg/BB, 72mg/kgBB) menyebabkan perbedaan yang signifikan pada jumlah ekspresi alpha synuclein dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p = 0.000; 0.000; 0.000); pemberian Saccharomyces cerevisae pada perlakuan 1 (18mg/kgBB) menyebabkan perbedaan yang tidak signifikan pada jumlah ekspresi alpha synuclein dibandingkan dengan perlakuan 2 (36mg/kgBB) (p=0.981), namun memberikan perbedaan yang signifikan pada perlakuan 3 (72mg/kgBB) (p = 0.000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian Saccharomyces cerevisae mampu menurunkan ekspresi alpha synuclein pada bagian substantia nigra otak tikus strain Wistar model parkinson secara signifikan dengan hasil maksimal pada dosis 72 mg/kgBB.