Daftar Isi:
  • Demam tifoid masih menjadi penyakit endemik di Indonesia sampai saat ini. Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Namun, Salmonella Typhi dilaporkan sudah mengalami resistensi, sehingga diperlukan penelitian untuk menemukan alternatif terapi lain. Alternatif terapi adalah menggunakan bahan alami sebagai bahan antimikroba, yaitu daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima). Kandungan aktif daun kembang merak yang diduga bermanfaat sebagai antimikroba adalah flavonoid, tanin dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) terhadap Salmonella Typhi. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental laboratorik, menggunakan metode dilusi agar untuk menentukan KHM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Salmonella Typhi yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang. Konsentrasi ekstrak etanol daun kembang merak yang digunakan yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% dengan empat kali pengulangan. Hasil penelitian dengan metode dilusi agar menunjukkan KHM pada konsentrasi 2,5%. Hasil uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan terdapat perbedaan signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak etanol daun kembang merak terhadap pertumbuhan Salmonella Typhi (p < 0,05). Uji statistik Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat penurunan pertumbuhan koloni Salmonella Typhi yang signifikan seiring dengan peningkatan dosis ekstrak etanol daun kembang merak. Uji korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang erat antara konsentrasi ekstrak dengan pertumbuhan bakteri (Korelasi, r = -0,958; p < 0.05). Kesimpulan penelitian ini yaitu ekstrak etanol daun kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) mempunyai pengaruh sebagai antimikroba terhadap Salmonella Typhi dengan kadar hambat minimal (KHM) 2,5%.