Pengaruh Pemberian Susu Kedelai (Glycine Max) Dalam Menghambat Ketebalan Perivascular Adipose Tissue (Pvat) Aorta Pada Tikus Wistar (Rattus Norvegicus Galur Wistar) Yang Diberi Diet Tinggi Lemak

Main Author: Rachmawati, Santi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/124854/
Daftar Isi:
  • Aterosklerosis merupakan salah satu penyebab terbanyak penyakit jantung koroner. Salah satu penyebab aterosklerosis adalah akumulasi lipid yang biasanya didapat dari diet tinggi lemak. Diet tinggi lemak meningkatkan volume jaringan adiposa yang menyebabkan peningkatan sekresi adipokin dan sitokin yang merangsang inflamasi sistemik dan memperberat aterosklerosis. Susu kedelai mengandung isoflavon sebagai antioksidan yang diduga dapat menurunkan proses inflamasi dan jaringan adiposa perivaskular pada proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh susu kedelai dalam menghambat ketebalan Perivascular Adipose Tissue (PVAT) aorta tikus yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian ini adalah penelitian true Experimental Laboratoric dengan metode Post Test Control Group Design yang terdiri dari lima kelompok tikus, yaitu kelompok diet normal, diet tinggi lemak dan kelompok diet tinggi lemak yang diberi susu kedelai dengan dosis 0,81 gram/ml, 1,62 gram/ml dan 3,24 gram/ml. ketebalan PVAT aorta diukur dengan pengecatan HE. Uji oneway ANOVA menunjukkan tidak didapatkan perbedaan ketebalan PVAT aorta yang bermakna antar semua kelompok p-value 0.063>α (0,05), tetapi hasil pengukuran ketebalan PVAT pada kelompok diet tinggi lemak dengan pemberian susu kedelai masih lebih rendah daripada ketebalan PVAT pada kelompok diet tinggi lemak dan diet normal. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian susu kedelai dalam berbagai dosis secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketebalan PVAT aorta pada tikus Wistar yang diberikan diet tinggi lemak, tetapi dari hasil pengukuran ketebalan PVAT pada kelompok diet tinggi lemak dengan pemberian susu kedelai masih lebih rendah daripada ketebalan PVAT pada kelompok diet tinggi lemak dan diet normal.