Uji Efektivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus limon L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus secara In Vitro
Daftar Isi:
- Infeksi Staphylococcus aureus saat ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius pada neonatus, bayi, anak, dan dewasa. Menurut WHO, case fatality rates infeksi Staphylococcus aureus mencapai 30%. Selain itu Staphylococcus aureus juga dapat menyebabkan infeksi pada luka post operasi caesar . Saat ini, beberapa strain Staphylococcus aureus diketahui telah resisten terhadap antibiotik, salah satunya adalah Methicillin-resistant Staphylococcus aureus atau MRSA. Kulit lemon diketahui memiliki beberapa kandungan yang diduga bersifat antibakteri yaitu limonen, kumarin dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak kulit lemon terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro . Sampel diperoleh dari isolat Staphylococcus aureus di Laboratorium Mikrobiologi FKUB. Konsentrasi ekstrak yang dipakai yaitu 2,5%, 3%, 3,5%, 4%, 4,5%, 5%, 5,5% dan 0% (KK). Metode penelitian menggunakan dilusi tabung dengan empat kali pengulangan pada setiap konsentrasi. Hasil statistik One-Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak kulit lemon terhadap jumlah koloni Staphylococcus aureus (p<0,05). Uji korelasi dan regresi menunjukkan adanya hubungan yang erat dan berbanding terbalik serta pengaruh yang signifikan antara konsentrasi ekstrak dengan jumlah koloni bakteri (Korelasi, r= -0,827; p<0,05). Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit lemon mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan KHM 4% dan KBM 5,5%.