Daftar Isi:
  • Masa remaja adalah salah satu fase yang penting dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Masalah gizi pada remaja yang sering muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan energi yang dikeluarkan dan berakibat pada kenaikan berat badan serta resiko obesitas saat remaja. Salah satu makanan yang menyebabkan obesitas adalah konsumsi junk food pada remaja. Junk food memiliki energi, kadar lemak, gula dan garam yang tinggi. Cara untuk menurunkan konsumsi junk food salah satunya dengan konseling gizi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap frekuensi konsumsi junk food setelah diberikan konseling gizi pada remaja putri obesitas. Studi eksperimen menggunakan non-randomized pre-post test control group design. Responden dipilih dengan cara total sampling (n = 22). Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, rerata asupan energi, frekuensi konsumsi junk food sebelum dan setelah konseling gizi dan tingkat pengetahuan terhadap frekuensi konsumsi junk food setelah konseling gizi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan ( p<0,05), rerata asupan energi (p<0,05) dan frekuensi konsumsi junk food setelah diberikan konseling gizi (p<0,05). Tidak terbukti adanya hubungan tingkat pengetahuan dengan frekuensi konsumsi junk food setelah konseling gizi (Uji Spearman, p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perubahan frekuensi konsumsi junk food tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan.