Pengaruh Pemberian Bubuk Tempe Kacang Tanah Terhadap Pembentukan Sel Busa (Foam Cell) Pada Dinding Aorta Tikus Putih (Rattus norvegicus strain Wistar) yang diberi Diet Aterogenik
Daftar Isi:
- Dislipidemia merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan aterosklerosis. Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipoprotein, salah satu ciri-cirinya adalah adanya penurunan kadar HDL, adanya peningkatan kadar Trigliserida, kadar LDL serta terjadinya pembentukan sel busa (foam cell) pada dinding aorta. Kacang tanah merupakan bahan makanan yang banyak mengandung zat gizi dan senyawa lain yang dibutuhkan oleh tubuh, diantaranya adalah senyawa fitosterol. Dalam 100 gram bubuk dari tempe kacang tanah mengandung sekitar 62 mg senyawa fitosterol. Senyawa fitosterol yang terdiri dari plant sterol dan stanol tidak dapat disintesis oleh manusia. Kenyataannya semua plant sterol dan stanol yang berada di dalam tubuh manusia berasal dari makanan. Tujuan dari penelitian ini berguna untuk mengetahui pengaruh pemberian bubuk tempe dari kacang tanah pada tikus putih (Rattus norvegicus strain Wistar) terhadap pembentukan sel busa. Sebelumnya tikus putih diberi perlakuan diet aterogenik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Post test Control Group, yang dilakukan pada 25 ekor tikus jantan yang dibagi secara random menjadi 5 kelompok. Kelompok P0 adalah tikus yang diberi diet normal (kontrol negatif), kelompok P1 diberi diet aterogenik (kontrol positif), kelompok P2 diberi diet aterogenik + bubuk tempe kacang tanah 50,4 mg, kelompok P3 diberi diet aterogenik + bubuk tempe kacang tanah 100,8 mg, dan kelompok P4 diberi diet aterogenik + bubuk tempe kacang tanah 151,2 mg. Pemberian bubuk tempe kacang tanah dilakukan secara per oral melalui sonde setiap hari selama 8 minggu. Pada penelitian ini, parameter yang diukur adalah jumlah sel busa pada dinding aorta tikus. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian bubuk tempe kacang tanah terhadap jumlah sel busa pada dinding aorta tikus putih (Rattus Norvegicus Strain Wistar) yang diberi diet aterogenik. Dosis optimal ialah pada kelompok P4 yaitu dengan dosis 151,2 mg/hari.