Daftar Isi:
  • Pasien infeksi HIV sangat rawan untuk menderita tuberkulosis aktif. Kedua infeksi tersebut harus mendapatkan terapi. Akan tetapi, penggunaan terapi TB dan HIV akan memperbanyak jumlah obat yang harus diminum dan efek samping obat. Penundaan pemberian ARV pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat meningkatkan risiko kematian, terutama pada ODHA stadium lanjut. Pemberian terapi TB diberikan dalam bentuk kombinasi dosis tetap (KDT), efek samping yang muncul dapat menyebabkan pasien drop out (DO) terapi TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perbandingan antara status penghentian terapi TB berdasarkanpemilihan terapi TB, efek samping pengobatan, dan infeksi oportunistik pasien ko-infeksi TB-HIV. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik pasien ko-infeksi TB-HIV yang terdaftar selama Januari 2010–Desember 2013 di Poli Paru RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dengan memasukkan 41 pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebagai sampel penelitian untuk mengetahui perbedaan antara status penghentian terapi TB yang meliputi terapi TB penuh, DO, dan meninggal berdasarkan pemilihan terapi TB pasien, efek samping pengobatan, dan infeksi oportunistik. Data dianalisis menggunakan uji hipotesis Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan menghasilkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemilihan terapi TB pasien, efek samping pengobatan, dan infeksi oportunistik dengan status penghentian terapi TB, dengan nilai p>0,05 (p = 0,955;1,000;0,999).