Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar Model Diabetes Melitus Tipe 2
Daftar Isi:
- Diabetes Melitus (DM) tipe 2 yang disebabkan oleh kekurangan produksi atau resistensi insulin cukup tinggi angka kejadiannya di Indonesia, mencapai 7,6 juta kasus dengan komplikasi nefropati sebanyak 40% dari total penderita. Komplikasi nefropati dapat diakibatkan oleh kerusakan yang ditimbulkan Reactive Oxygen Species (ROS) terhadap lipid membran sel ginjal yang diproduksi berlebihan ketika tubuh mengalami hiperglikemia berkepanjangan. Peroksidasi lipid yang disebabkan oleh ROS menghasilkan produk marker kerusakan jaringan yaitu malondialdehyde (MDA). Ekstrak biji jintan hitam yang mengandung thymoquinone memiliki efek antioksidan, antidiabetik, dan antiinflamasi yang diduga bermanfaat terhadap perbaikan kondisi DM melalui hambatan terhadap NO synthase sehingga dapat menurunkan kadar MDA. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar MDA ginjal tikus putih strain Wistar yang diinduksi DM tipe 2 yang diberi ekstrak biji jintan hitam dosis 24 mg/kgBB (P1, n = 5), 48 mg/kgBB (P2, n = 5), 96 mg/kgBB (P3, n = 5), metformin 75 mg/kgBB (Pp, n = 5), dan tanpa perlakuan (Pn, n = 5), serta untuk menentukan dosis optimumnya. Studi ini dilakukan secara eksperimental menggunakan posttest-only controlled design. Sampel diacak untuk dimasukkan ke dalam lima kelompok perlakuan. Pengukuran kadar MDA dilakukan menggunakan spektrofotometer berdasarkan serapan warna merah muda yang dihasilkan dari reaksi MDA dan Thiobarbituric Acid (TBA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar MDA secara berurutan dari yang terendah diperoleh pada kelompok P2, P1, Pn, P3, dan Pp namun perbedaan yang ditimbulkan tidak signifikan secara statistik. Dosis ekstrak biji jintan hitam 48 mg/kgBB menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan kadar MDA ginjal.