Daftar Isi:
  • Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama dug oriented ke paradigma baru patient oriented dengan filosofi Pharmaceutical Care (Pelayanan Kefarmasian). Oleh sebab itu, sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker sebagai tenaga farmasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat memberikan pelayanan kefarmasian secara maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan kefarmasian di Puskesmas se-Kota Malang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang menggunakan standar SERVQUAL. Standar SERVQUAL memiliki lima (5) dimensi yaitu Bukti Fisik (Tangible), Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), dan Empati (Empathy). Sampel yang diambil sebanyak 100 pasien rawat jalan yang tersebar di 15 Puskesmas se-Kota Malang. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan nilai rata - rata masing-masing dimensi pelayanan farmasi adalah Tangible (3,208), Reliability (3,147), Responsiveness (3,105), Assurance (3,16), dan Empathy (2,995). Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan farmasi di puskesmas dimaksudkan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat kinerja pelayanan farmasi di puskesmas, serta memberikan kesempatan kepada pasien yang mendapatkan pelayanan farmasi untuk menilai secara obyektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja pelayanan yang telah berlangsung. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan farmasi di Puskesmas Kota Malang adalah 77,71. Kesimpulan yang diperoleh adalah pelayanan farmasi di Puskesmas Kota Malang memiliki kategori “B” dalam mutu pelayanannya dan kinerja pelayanannya memiliki kategori “Baik” karena Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) berada diantara nilai interval konversi IKM 62,51 – 81,25.