Daftar Isi:
  • Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Menyusui eksklusif dapat mendukung tumbuh kembang secara optimal. Prevalensi menyusui eksklusif di Puskesmas Kedungkandang, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang masih rendah yaitu 4,6%, sedangkan prevalensi gizi kurang 8,2%, dan perkembangan anak yang meragukan 5,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi dan perkembangan antara balita yang mendapat ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada 64 balita usia 18-24 bulan, penilaian status gizi menggunakan pengukuran antropometri (BB dan TB) sedangkan pengukuran status perkembangan menggunakan kuisioner KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita yang mempunyai riwayat pemberian ASI eksklusif berstatus gizi kurang 6,2% (BB/U) dan 3,1% tergolong pendek (TB/U), sedangkan balita yang mempunyai riwayat pemberian non ASI ekslusif berstatus gizi kurang 18,2% (BB/U) dan 12,5% tergolong pendek (TB/U). Perkembangan balita tergolong meragukan 6,2% (ASI Eksklusif) dan 9,3% (non ASI Eksklusif). Berdasarkan hasil uji statistik independet t-test (indek BB/TB dan indeks TB/U) dan mann-whitney test (indeks BB/U dan status perkembangan) diperoleh p>0.05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara status gizi dengan riwayat pemberian ASI maupun perkembangan balita dengan riwayat ASI.