Perbaikan Tata Letak Fasilitas Stasiun Perakitan Kursi TYY231 Menggunakan Metode Systematic Layout Planning dan Blocplan
Main Author: | Rangkayo, M Fadhilah Ashari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12427/ |
Daftar Isi:
- PT. Rimba Kencana adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang karoseri terutama kursi dan suku cadang bus. PT. Rimba Kencana melakukan kegiatan produksi sesuai dengan pesanan yang diterima atau make to order. Peningkatan permintaan terhadap hasil produksi dari PT. Rimba Kencana terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir utamanya di produk kursi TYY231. Peningkatan permintaan yang terjadi menuntut perusahaan untuk melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas. Perancangan ulang tata letak fasilitas dilakukan pada lini assembly. Hal yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk melakukan perancangan ulang tata letak pada lini assembly dikarenakan pada lini assembly memiliki beberapa kendala. Kendala yang terjadi pada lini assembly adalah terjadinya proses backward, proses backward yang terjadi pada proses antara lantai satu dan lantai dua, komponen yang sudah selesai dikerjakan pada lantai satu akan dikirimkan ke lantai dua menggunakan lift untuk kegiatan produksi selanjutnya dan pada akhirnya akan dikirimkan kembali ke lantai satu untuk kegiatan packaging. Kendala lainnya yang terdapat pada lini assembly berupa sempitnya lebar aisle yang ada yaitu hanya sebesar 1,5 meter dengan lebar aisle tersebut menghambat kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Rimba Kencana. Penelitian ini terfokus pada perancangan ulang tata letak pada lini assembly agar kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Perancangan ulang tata letak fasilitas dilakukan menggunakan Metode Systematic Layout Planning dan Blocplan. Perancangan tata letak baru dilakukan berdasarkan hubungan kedekatan antar fasilitas yang didefinisikan pada Activity Relationship Chart (ARC) dan pertimbangan modifikasi serta batasan praktis yang telah ditentukan. Perhitungan jarak perpindahan material akan dilakukan setelah perancangan alternatif tata letak dengan Blocplan. Perhitungan jarak dilakukan dengan perhitungan jarak rectilinear dikarenakan proses perpindahan material tidak dilakukan dari titik tengah setiap fasilitas. Langkah terakhir adalah membandingkan total jarak perpindahan material pada tata letak awal perusahaan dengan alternatif tata letak terpilih yang dirancang dengan Metode Systematic Layout Planning dan Blocplan. Penelitian menunjukkan bahwa alternatif tata letak yang dirancang lebih efisien dibanding dengan tata letak awal perusahaan jika ditinjau dari jarak perpindahan material. Alternatif tata letak terpilih memiliki total jarak perpindahan material sebesar 1.688,06 meter sedangkan tata letak awal perusahaan memiliki total jarak perpindahan material sebesar 2.044,20 meter. Pada penelitian ini diketahui bahwa terjadi pengurangan jarak perpindahan material sebesar 356,14 meter yang terjadi karena perpindahan beberapa fasilitas berdasarkan hubungan kedekatan antar fasilitas dan menghilangkan proses backward pada alternatif tata letak yang terpilih.