Daftar Isi:
  • Insiden luka terkontaminasi masih tergolong tinggi dan apabila tidak segera dirawat dapat berkembang menjadi luka terinfeksi. Bahan yang sering digunakan dalam perawatan luka terkontaminasi adalah povidone iodine 10% dan betaine polyhexanide 0,1%. Namun kedua bahan ini memiliki efek samping dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Jahe emprit dapat digunakan sebagai alternatif perawatan luka terkontaminasi karena mengandung minyak atsiri, leoresin, dan flavonoid sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penurunan jumlah koloni bakteri pada perawatan luka dengan ekstrak etanolit jahe emprit (Zingiber Officinale var Amarum), povidone iodine 10% dan betaine polyhexanide 0,1% pada luka terkontaminasi. Desain penelitian yang digunakan adalah true eksperimental Pre Test and Post Test Control Group Design dengan sampel 20 ekor tikus putih jantan. Sampel dibagi kedalam lima kelompok secara acak yaitu kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak etanolit jahe emprit konsentrasi 5%, 20% dan 35% dan dua kelompok kontrol, yaitu kelompok yang dirawat dengan Povidone iodine 10% dan Betaine polyhexanide 0,1%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penurunan jumlah koloni bakteri antarkelompok (p = 0,031 (α < 0,05)). Ekstrak jahe emprit 5% menunjukkan penurunan jumlah bakteri yang paling tinggi namun tidak berbeda signifikan dengan Povidone iodine 10% dan Betaine polyhexanide 0,1%.Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe emprit 5% memiliki efektivitas yang setara dengan Povidone iodine 10% dan Betaine polyhexanide 0,1% dalam menurunkan jumlah bakteri pada luka terkontaminasi.