Daftar Isi:
  • Insiden luka terkontaminasi seringkali terjadi setelah kecelakaan lalu lintas dan bencana alam. Umumnya saat ini luka terkontaminasi dirawat dengan menggunakan povidone iodine 10% atau lebih dikenal dengan nama betadine yang memiliki efek samping, yaitu iritasi lokal, alergi, residu. Jahe emprit dapat digunakan sebagai alternatif perawatan luka terkontaminasi karena mengandung oleoresin, flavonoid, minyak atsiri dan antioksidan yang berperan sebagai antiinflamasi, antibakteri dan memutus reaksi berantai dari radikal bebas sehingga mencegah kerusakan jaringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe emprit (Zingiber Officinale var amarum) terhadap penyembuhan luka terkontaminasi pada tikus wistar jika dibandingkan dengan perawatan standar menggunakan povidone iodine. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan desain post test group only. Sampel yang digunakan adalah tikus putih jantan sejumlah 24 ekor yang dipilih dengan simple random sampling dan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok ekstrak 5%, 20%, 35% dan povidone iodine 10%. Pengambilan data dilakukan setiap 24 jam selama 16 hari. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah rata rata lama penyembuhan luka. Data yang diperoleh dianalisis dengan one way Anova. Didapatkan data bahwa tidak terdapat perbedaan dalam rata rata lama penyembuhan luka antara ekstrak jahe emprit dengan povidone iodine ( p = 0,984). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak jahe emprit dapat menyamai efek povidone iodine dalam mempengaruhi lama penyembuhan luka.