Daftar Isi:
  • Masa kanak-kanak merupakan masa periode keemasan sehingga kualitas rangsangan yang diberikan harus maksimal. Dalam hal ini, orang tua memilik peran penting dalam tumbuh kembangnya melalui stimulasi penerapan storytelling. Storytelling adalah kegiatan bercerita untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran kemudian menuturkan kembali dengan tujuan melatih keterampilan dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Jika storytelling diterapkan secara teratur dan berulang-ulang, maka dapat menstimulasi kemampuan bahasa anak dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penerapan storytelling oleh orang tua dengan kemampuan bahasa anak periode prasekolah (4-6 tahun). Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, pada 44 anak usia 4-6 tahun beserta orang tua dengan cara total sampling. Penerapan storytelling dinilai dengan menggunakan kuesioner, sedangkan kemampuan bahasa anak periode prasekolah dinilai dengan menggunakan lembar observasi. Berdasarkan analisa statistik Spearman Rank, terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan storytelling dengan kemampuan bahasa anak periode prasekolah (4-6 tahun) di TK Muslimat NU 21 Ketawanggede Malang. Diperoleh nilai signifikansi 0,002 dan nilai korelasi 0,450 yang menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang. Semakin baik penerapan storytelling oleh orang tua, maka semakin meningkatkan kemampuan bahasa anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan storytelling oleh orang tua dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak periode prasekolah (4-6 tahun) di TK Muslimat NU 21 Ketawanggede Malang.