Immunogenitas Antibodi Beta Amyloid Poliklonal Sebagai Studi Awal Pengembangan Diagnosis Dini Penyakit Alzheimer
Daftar Isi:
- Alzheimer disease adalah penyakit progresif neurologis otak yang memicu kehilangan sel neuron secara irreversible, kemampuan intelektual, termasuk ingatan dan kemampuan berfikir, yang dapat mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Pada saat ini WHO memperkirakan populasi penderita alzheimer diseluruh dunia sekitar 25 juta orang dengan usia lebih dari 50 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2050 terdapat peningkatan jumlah pasien alzheimer sebanyak 4 kali. Salah satu teori yang paling berpengaruh, yaitu teori ACH (Amyloid Cascade Hypothesis) menyebutkan bahwa deposit dan misfolding protein beta amyloid menyebabkan terbentuknya plak dan degenerasi sel neuron. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi immunogenitas antibodi beta amyloid poliklonal sehingga dapat dikembangkan sebagai langkah awal diagnosis dini penyakit alzheimer. Studi eksperimental menggunakan Randomized Group Post Test Only Design dilakukan terhadap hewan coba kelinci. Sampel diambil dari darah kelinci yang telah diinjeksikan antigen seminggu sekali selama 5 minggu. Variabel yang dilihat pada penelitian ini adalah terbentuknya antibodi beta amyloid poliklonal dengan pegecekan kadar menggunakan metode Dot Blot dan ELISA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa telah terproduksi antibodi poliklonal beta amyloid secara spesifik yang telah dibuktikan dengan adanya ikatan antara antigen dengan antibodi pada dot blot. Kesimpulan dari penelitian ini adalah antibodi beta amyloid dapat diproduksi melalui teknik produksi antibodi poliklonal dengan induksi antigen beta amyloid pada kelinci. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan memproduksi antibodi beta amyloid secara monoklonal dengan harapan menambah spesifitas dalam mengenali hanya satu epitope antigen saja.