Daftar Isi:
  • Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati, dan membina hubungan dengan orang lain (Goleman, 2007). Ibu adalah tokoh sentral yang berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Anak usia 1-3 tahun (Toddler) atau golden age sangat memerlukan pola asuh dan stimulus yang berhubungan dengan perkembangan kecerdasan emosional. Anak akan memiliki kecerdasan emosional yang baik dari ibu apabila ibu mampu mengembangkan aspek-aspek kecerdasan emosional dalam dirinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan tingkat kecerdasan emosional ibu dengan perkembangan kecerdasan emosional anak usia 1-3 tahun (toddler) di kecamatan Tapen kabupaten Bondowoso. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional menggunakan instrumen kuesioner. Sampel diambil dari 100 responden yang dipilih berdasarkan cluster random sampling berasal dari 6 PAUD dari 33 PAUD yang ada di Kecamatan Tapen, Bondowoso. Hasil penelitian tingkat kecerdasan emosional ibu didapatkan tingkat kecerdasan emosional baik sebanyak 54% (54 responden), 46% (46 responden) mempunyai tingkat kecerdasan emosional cukup, serta tidak ada yang termasuk dalam tingkat kecerdasan emosional kurang. Disamping itu, perkembangan kecerdasan emosional anak yang cukup sebesar 71% (71 anak), perkembangan kecerdasan emosional yang baik sebanyak 29% (29 anak), dan tidak ada yang termasuk dalam perkembangan kecerdasan emosional yang kurang. Hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan emosional ibu dengan perkembangan keceerdasan emosional anak (r=0,442) p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan emosional ibu dengan perkembangan kecerdasan emosional anak usia 1-3 tahun.