Hubungan Antara Status Gravida Ibu Hamil dengan Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia di RSIA Fatimah Kabupaten Lamongan periode 2007-2011
Daftar Isi:
- Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia dan preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah disertai proteinuria pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengalami hipertensi. Status gravida merupakan faktor resiko terjadinya preeklampsia dan eklampsia terutama yang berstatus primigravida. Pada primigravida frekuensi preeklamsia dan eklamsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara status gravida ibu hamil dengan kejadian preeklampsia dan eklampsia di RSIA Fatimah Kabupaten Lamongan periode 2007-2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional dengan data sekunder yaitu dengan melihat rekam medis pasien. Dari total 5531 ibu hamil yang menjalani persalinan dilakukan pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yang kemudian didapatkan 318 kasus preeklampsia dan eklampsia. Variabel yang diukur adalah status gravida pasien adalah sebagai variabel bebas dan pasien preeklampsia dan eklampsia sebagai variabel terikat. Analisis data dengan menggunakan uji Mann- Whitney, didapatkan nilai Mann-Whitney pada kategori preeklampsia ringan dan eklampsia didapatkan p > 0,05. Hal ini berarti 0,075 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara responden kelompok preeklampsia ringan dan eklampsia berdasarkan status gravida. Dan dapat disimpulkan juga bahwa perbedaan status gravida (primigravida dan multigravida) tidak berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia ringan dan eklampsia terhadap responden. Dan pada kategori preeklampsia berat dan eklampsia didapatkan nilai p < 0,05. Hal ini berarti 0,011 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara responden kelompok preeklampsia berat dan eklampsia berdasarkan status gravida. Dan dapat disimpulkan juga bahwa perbedaan status gravida (primigravida dan multigravida) berpengaruh signifikan terhadap kejadian preeklampsia berat dan eklampsia terhadap responden. Sedangkan pada kategori preeklampsia berat dan preeklampsia ringan didapatkan nilai p < 0,05. Hal ini berarti, 0,043 < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara responden kelompok preeklampsia berat dan preeklampsia ringan berdasarkan status gravida. Dan dapat disimpulkan juga bahwa perbedaan status gravida (primigravida dan multigravida) berpengaruh signifikan terhadap kejadian preeklampsia berat dan preeklampsia ringan terhadap responden.