Daftar Isi:
  • Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah dalam bidang kesehatan baik di komunitas masyrakat maupun di rumah sakit, serta merupakan penyebab tingginyaa angka kesakitan serta kematian. Infeksi tersebut banyak yang berasal dari flora normal manusia. Salah satu patogen oportunistik yang sering ditemukan adalah MRSA (Methicillin Resistent Staphylococcus aureus). Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K. Schum) telah terbukti efektif sebagai antibakteri pada beberapa spesies bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak rimpang lengkuas merah sebagai antibakteri terhadap MRSA (Methicillin Resistent Staphylococcus aureus) secara in vitro. Metode yang digunakan adalah uji dilusi agar untuk penentuan KBM (Kadar Bunuh Minimal). Konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas merah yang digunakan adalah 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%, 1%; dan 2% serta kontrol negatif sebagai pembanding. Analisis statistik yang digunakan adalah Uji Nonparametrik Kruskal Wallis dengan tingkat kepercayaan 95% (= 0,05), Uji Mann-Whitney, dan Korelasi Spearman. Dari penelitian ini didapatkan: (1) pertumbuhan koloni bakteri yang berbeda secara nyata antara paling tidak dua konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas merah (Kruskal Wallis p = 0,001 [p < 0,05]), (2) antara perlakuan berbagai konsentrasi terdapat beberapa perbedaan signifikan (Mann-Whitney p < 0,05), (3) Uji Korelasi Spearman didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas merah semakin turun pertumbuhan koloni bakteri (r = -858), (4) KBM ditentukan pada konsentrasi 2%. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang lengkuas merah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri MRSA (Methicillin Resistent Staphylococcus aureus) secara in vitro.