Daftar Isi:
  • Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang digunakan sebagai terapi kanker saluran cerna. Efek samping yang timbul secara langsung terjadi dalam waktu 24 jam pengobatan, berupa mual dan muntah yang hebat, diare, perubahan pengecapan, tidak nafsu makan, sehingga akan mempengaruhi asupan makan dan berkontribusi pada terjadinya malnutrisi. Indeks massa tubuh (IMT), jumlah limfosit total dan subjective global assessment (SGA) merupakan beberapa parameter pengukuran status gizi seseorang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang dilakukan di RSUD dr. Saiful Anwar pada bulan Juli-Agustus 2013. Subjek penelitian adalah pasien kanker saluran cerna yang datang ke bagian hematologi-onkologi penyakit dalam. Subjek direkrut secara consecutive sampling, sebanyak 15 pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi kemoterapi terhadap status gizi pasien kanker saluran cerna. Besar pengaruh diuji menggunakan uji statistik regresi linear dan uji statistik regresi logistik. Hasil statistik menunjukkan bahwa setiap pertambahan 1 siklus kemoterapi maka IMT akan naik sebesar 0,338 kali (p = 0,097, R2 = 19,8%), jumlah limfosit total akan menurun sebesar 36,901 kali (p = 0,356, R2 = 6,6%), serta lebih mempengaruhi terjadinya SGA A daripada SGA B (koefisien = 0,212 dan OR = 1,236) dan lebih mempengaruhi terjadinya SGA B daripada SGA C (koefisien = -0,194 dan OR = 0,824). Pengaruh frekuensi kemoterapi terhadap SGA sebesar 33,5% (p = 0,071). Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara frekuensi pemberian kemoterapi terhadap status gizi pasien kanker saluran cerna yang diukur berdasarkan IMT, jumlah limfosit total dan SGA. Namun dapat dilihat bahwa semakin sering seseorang mendapat kemoterapi maka status gizi berdasarkan IMT dan SGA cenderung akan semakin baik.