Efek Ekstrak Fraksi N-heksan Akar Murraya paniculata (Kemuning) Dalam Menurunkan Derajat Parasitemia Mencit yang Diinfeksi Plasmodium berghei
Daftar Isi:
- Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Penyakit ini masuk dalam kategori re-emerging disease yang perlu mendapat perhatian, hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya upaya pengendalian malaria sebagai salah satu isu penting pencapaian Millennium Development Goals (MDGs). Akhir-akhir ini yang menjadi perhatian utama dalam infeksi malaria adalah mulai adanya resistensi terhadap artemisinin yang merupakan obat lini pertama untuk Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax, sehingga pengembangan obat anti malaria sangat diperlukan pada saat ini. Murraya paniculata termasuk dalam famili Rutaceae yang memiliki nama lokal kemuning. Pada akar Murraya paniculata ini terdapat alkaloid acridone yang dapat menghambat kompleks bc1 mitokondria dari Plasmodium. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak Murraya paniculata pada mencit yang diinfeksi P. berghei dapat menurunkan derajat parasitemia. Penelitian eksperimental dilakukan dengan mengamati derajat parasitemia pada 4 kelompok mencit jantan mus muculus balb/c pada hari ke 3, 5 dan 7 selama terapi. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor mencit diberi diet normal laboratorium. Kelompok pertama sebagai kontrol (K) diinduksi dengan P. berghei, kelompok kedua (D1), ke tiga (D2), dan ke empat (D3) adalah kelompok mencit perlakuan yang diinduksi P. berghei dan diterapi dengan ekstrak Murraya paniculata i.p. dengan dosis 50 mg/kgBB, 100mg/kgBB, dan 150mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak akar kemuning pada kelompok mencit perlakuan memberikan hasil yang bermakna (hasil uji One-Way ANOVA pada hari ke-3 terapi adalah p=0,044, hari ke-5 p=0,007, dan hari ke-7 p=0,03). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada penurunan derajat parasitemia yang bermakna pada mencit yang diterapi dengan ekstrak Murraya paniculata.