Hubungan Intake Zat Besi (Fe), Inhibitor, Dan Enhancer Dengan Kadar Hemoglobin Remaja Putri (Studi Kasus Di SMAN 1 Panarukan Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo)
Main Author: | Wahyuningsih, Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/124041/1/051301411.pdf http://repository.ub.ac.id/124041/ |
Daftar Isi:
- Masa remaja merupakan salah satu masa kritis yang sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang. Remaja putri termasuk golongan yang rawan menderita anemia karena mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan. Penelitian cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intake zat besi (Fe), inhibitor dan enhancer (vitamin C) dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMAN 1 Panarukan (n = 84). Data intake Fe dan enhancer diperoleh dengan kuesioner semi quantitative food frequency, intake inhibitor dengan kuesioner food frequency, dan kadar hemoglobin dengan Spektrophotometry . Data dianalisis dengan korelasi Rank Spearman, dan regresi logistik . Hasil penelitian menunjukkan bahwa 8,3% subjek memiliki Hb < 12 mg/dl. Sebanyak 83,3% subjek memiliki intake Fe > 77% AKG (cukup), 95,2% memiliki intake vitamin C cukup, dan 58,3% mengkonsumsi inhibitor absorbsi Fe berlebih. Uji Spearman menunjukkan kadar Hb berhubungan dengan intake Fe (r = 0,559; p < 0,0001) dan vitamin C (r = 0,742; p < 0,0001), namun tidak ada hubungan dengan intake inhibitor (r = -0,080; p = 0,469). Selain itu intake Fe berhubungan dengan intake vitamin C (r = 0,500; p < 0,0001), namun tidak berhubungan dengan intake inhibitor (r = -0,140; p = 0,203). Uji Regresi Logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kadar Hb adalah AMILY: Time