Daftar Isi:
  • Bibir sumbing adalah salah satu akibat dari gagalnya penyatuan celah wajah pada proses pembentukan embrionik. Sebuah jarak yang muncul saat bibir dan langit-langitnya tidak berfusi dengan sempurna selama trimester pertama perkembangan janin. Diketahui bahwa penyebab dari bibir sumbing dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Melibatkan pertumbuhan, pergerakan dan penyatuan secara bersama – sama dan tepat pada waktunya. Pada kasus – kasus bibir sumbing, proses – proses ini tidak berjalan dengan tepat waktu. ERK1 merupakan protein yang berhubungan dengan kelangsungan hidup sel dan proliferasi. FGF mempunyai peran untuk proliferasi sel seperti sel endotel atau epitel syaraf. FGF dan ERK1 terdapat di dalam satu lintasan jalur untuk proliferasi dan diferensiasi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara ERK1 dan FGF-2 pada kasus bibir sumbing. Dengan jaringan bibir sumbing sisa operasi bedah plastik di Provinsi Nusa Tenggara Timur dan penggunaan pengecatan imunohistokimia protein ERK1 dan FGF-2, didapatkan hasil uji korelasi pearson sebesar r = 0,146 ; p = 0,442 (p < 0,05). Berdasarkan data tersebut, kesimpulan yang diambil bahwa ternyata tidak terdapat hubungan antara FGF-2 dan ERK1 pada kejadian bibir sumbing pada penelitian ini.