Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Apel Dengan Metode Economic Order Quantity Pada Ukm Pai Apel Malang, Jawa Timur

Main Author: Sinaga, Christian Marojahan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12395/
Daftar Isi:
  • Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Batu tahun 2016, produksi buah apel di Kota Batu merupakan produksi terbesar di Jawa Timur. Selama tiga tahun berturut-turut populasi dan jumlah buah apel yang dihasilkan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 Kota Batu menghasilkan 838,915 ton apel. Pada tahun 2015 populasi tanaman apel di Kota Batu sebanyak 1,1 juta pohon, jumlah tanaman tersebut mampu menghasilkan buah apel sebanyak 671,2 ton per tahun. Namun apabila dibandingkan dengan tahun 2014, produksi apel di Kota Batu mengalami penurunan sebesar 5,2 persen. Sajian data tersebut membuktikan bahwa setiap perusahaan yang membuat apel menjadi komoditasnya memiliki perhatian yang khusus untuk pengendalian persediaan bahan baku. Pada beberapa hal, pihak perusahaan masih belum mendasarkan pemesanan bahan baku pada kondisi yang seharusnya. Misalnya, waktu pemesanan tidak menentu dengan jumlah yang tidak menentu pula. Dalam hal menentukan persediaan cadangan maupun persediaan maksimal pihak perusahaan juga belum memakai perhitungan yang efektif sehingga seringkali pihak perusahaan memesan apel tidak terukur kepada supplier. Pengendalian persediaan bahan baku akan lebih memudahkan pihak perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk pengadaan bahan baku apel. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian pengendalian persediaan bahan baku ini dianalisis dengan menggunakan metode Economic Order Quantity pada UKM Pai Apel Malang, Jawa Timur. Penelitian ini terdapat beberapa hipotesis, yang pertama kuantitas pemesanan bahan baku apel yang belum terukur maka akan mengakibatkan proses produksi tidak lancar dan kedua Penggunaan metode Economic Order Quantity memiliki hasil yang berbeda dengan perhitungan UKM Pai Apel Malang dalam hal pengendalian persediaan bahan baku. Penelitian ini nantinya menganalisis kuantitas pemesanan ekonomis, persediaan pengaman (Safety Stock), titik pemesanan kembali (reorder point), total biaya persediaan (total inventory cost), dan persediaan maksimal. UKM Pai Apel Malang berdiri pada tahun 2010. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Chris Indrayanto. Pada tahun pertama, UKM Pai Apel Malang belum memiliki outlet dan karyawan. Pada tahun yang 2011 pemilik memutuskan untuk merekrut karyawan pada bagian produksi. Pemilik mengembangkan produk Pai Apel Malang menjadi beberapa varian rasa setelah adanya karyawan pada bidang produksi. Varian rasa tersebut yaitu apel, apel cokelat, apel keju dan apel cokelat keju. Cara membuat pai apel oleh UKM Pai Apel Malang adalah pertama-tama apel dilumatkan kemudian dicampur dengan resep varian rasa seperti keju dan cokelat oleh perusahaan. Setelah dari pencampuran 2 bahan tersebut, pai apel dibungkus dengan tepung dan dimasak di oven. Bila sudah matang, kemudian pekerja segera melakukan packaging. Pada bulan April tahun 2012, pemilik UKM Pai Apel Malang melengkapi PAMOR dengan SPAM (Sekolah Pai Apel Malang). Setiap pengunjung dapat belajar membuat Pai Apel malang serta mendokumentasikan rangkaian kegiatan SPAM. Pada tahun 2015, pemilik membuat inovasi produk yang terdiri dari Strudel dan Sari Apel Lemon. Kedua produk tersebut saling berhubungan dalam kegiatan produksinya. UKM Pai Apel Malang memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Pimpinan atau Pemilik perusahaan, Divisi Produksi yang bertugas pada bagian dapur dan memiliki Supervisor untuk mengawasi proses produksi di dapur serta staff divisi produksi, dan Divisi Pemasaran dan Keuangan yang bertugas di ruang produk dan ruang kasir untuk melayani pelanggan beserta staff Divisi Pemasaran dan Keuangan. Kegiatan produksi dan pemasaran dilakukan oleh pemilik berada di Kota Malang. Pada tahun 2011, pemilik memutuskan untuk menyewa ruko dan menjadi lokasi sah UKM Pai Apel Malang yang beralamat di Jalan Raya Tumenggung Suryo No. 90 Kota Malang sebagai PAMOR (Pai Apel Malang Outlet Retailer), dapur PAM (Pai Apel Malang) dan kantor UKM Pai Apel Malang. UKM Pai Apel Malang dalam melayani serta menjaga pelanggan dalam hal ini membuat pengadaan bahan baku apel bekerjasama dengan Supplier apel untuk keberlanjutan proses produksi pada perusahaan. Untuk menghitung kuantitas pemesanan ekonomis maka perlu dibutuhkan jumlah pemakaian bahan baku dari perusahaan. Selain data tentang jumlah pemakaian bahan baku, ada variabel lain yang perlu dikumpulkan datanya yaitu variabel biaya pemesanan bahan baku serta biaya penyimpanan bahan baku. Biaya penyimpanan pada UKM Pai Apel Malang berdasarkan pada biaya gudang dan biaya pekerja di bagian penyimpanan. Sedangkan untuk biaya pemesanan berdasarkan pada biaya telepon, biaya SMS, serta biaya bahan bakar kendaraan. Berdasarkan perhitungan tersebut mengenai jumlah pemakaian bahan baku apel rata-rata per bulan sebanyak 202,5 kilogram, biaya pemesanan bahan baku apel rata-rata per bulan Rp 120.000,- dan biaya penyimpanan bahan baku apel per kilogram per bulan Rp 932,72 didapatkan hasil kuantitas apel yang sebaiknya dipenuhi setiap bulannya oleh UKM Pai Apel Malang untuk tahun 2017. Hasil perhitungan metode Economic Order Quantity lebih direkomendasikan untuk mengatasi pengendalian persediaan bahan baku yang tidak terkontrol oleh perusahaan. Untuk perhitungan persediaan pengaman, dalam setiap bulan, UKM Pai Apel Malang memiliki kebijakan membuat persediaan pengaman bahan baku apel di gudang sebanyak 20 kilogram, ketika stok cadangan tersebut habis terpakai maka dapat dipesan lagi dari supplier terdekat yang menjual secara eceran. Berdasarkan perhitungan untuk mencari persediaan pengaman (Safety Stock) yang ideal dimana pemakaian maksimum sebanyak 215,6 kilogram, pemakaian rata-rata bahan baku apel 202,5 kilogram serta waktu tunggu (lead time) berdurasi 1 hari maka didapatkan hasil 13,1 kilogram. Hasil tersebut merupakan jumlah ideal menurut metode Economic Order Quantity yang harus dipenuhi oleh UKM Pai Apel Malang. Adapun untuk perhitungan titik pemesanan kembali hasil diketahui dari durasi lead time 1 hari, pemakaian rata-rata bahan baku sebanyak 202,5 kilogram dan safety stock sebanyak 13,1 kilogram didapatkan hasil 215,6. Berikut perhitungannya: Hasil perhitungan = Economic Order Quantity – hasil perhitungan ROP = 228,26 kilogram – 215,6 kilogram = 12,66 kilogram. Jadi, pemesanan kembali bahan baku apel dapat dilakukan pada saat pemakaian bahan baku apel sudah mencapai 215,6 kilogram. Pemesanan kembali harus dilakukan dikarenakan sisa persediaan bahan baku apel tinggal sebanyak 12,66 kilogram. Hal ini menjadi sangat penting bagi UKM Pai Apel Malang untuk dapat melakukan manajemen pemesanan kembali demi kelancaran produksi. Untuk perhitungan total biaya persediaan (total inventory cost), pada UKM Pai Apel Malang diketahui terdapat kebijakan yang berbeda dalam melakukan perhitungan TIC bahan baku apel. Dari hasil perhitungan sesuai kebijakan UKM Pai Apel Malang, didapatkan hasil Rp 17.468.875,8. Hasil tersebut sangat berbeda dengan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ yang mana hasilnya sebesar Rp 8.850.456,02. Pada perhitungan persediaan maksimal, dihitung dengan menambahkan Safety stock dengan kuantitas pesanan. Diketahui untuk menghitung persediaan maksimal bahan baku, data yang dibutuhkan antara lain persediaan pengaman serta hasil perhitungan kuantitas ekonomis. Berdasarkan rumus didapatkan hasil perhitungan persediaan maksimal yang perlu dipenuhi adalah sebesar 241,36 Kilogram. Berdasarkan analisis di atas, pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity dapat menghasilkan pengendalian persediaan bahan baku yang efektif dan efisiensi biaya bahan baku pada UKM Pai Apel Malang. Pemilik UKM dapat mempertimbangkan lagi kebijakan yang selama ini diterapkan kurang terukur agar menggunakan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku apel didasari oleh hal yang terukur seperti menggunakan metode Economic Order Quantity.