Estimasi Natural Increase Kerbau Lumpur (Bubalus Bubalis) Di Kabupaten Ngawi Jawa Timur
Main Author: | Primaldhi, Tanggon |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12393/1/Tanggon%20Primaldhi.pdf http://repository.ub.ac.id/12393/ |
Daftar Isi:
- Keanekaragaman hayati yang sangat melimpah merupakan kekayaaan yang dimiliki oleh Negara Indonesia salah satunya adalah kerbau. Kabupaten Ngawi termasuk dalam wilayah di Jawa Timur sebelah barat yang memiliki populasi kerbau yang cukup tinggi yaitu sekitar 1.108 ekor (BPS Provinsi Jawa Timur, 2017). Populasi kerbau di Kabupaten Ngawi menunjukkan kecederungan yang terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu upaya untuk mengembangkan dan menambah populasi kerbau dapat dilakukan dengan perbaikan manajemen pemeliharaan. Pengelolaan ternak betina produktif diharapkan mendapatkan kelahiran yang tinggi, selain itu dengan penanganan yang baik dapat mengurangi angka kematian ternak. Komposisi Ternak di suatu wilayah dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat kelahiran dan kematian setiap tahun dan didapatkan nilai pertambahan populasi secara alami atau yang lebih dikenal dengan natural increase menjadi dasar evaluasi perkembangbiakan ternak.Sehubungan dengan itu maka untukmengetahui pengembangan dan peningkatan populasi kerbau perlu dilakukan kajian dan evaluasi mengenai estimasi natural increase kerbau di Kabupaten Ngawi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui estimasi natural increase kerbau lumpur di Kabupaten Ngawi. Kegunaan penelitian ini adalah dapat mengetahui pertambahan populasi secara alami serta sebagai dasar pengembangan dan peningkatan populasi kerbau khususnya di wilayah Kabupaten Ngawi pada tahun-tahun berikutnya. Penelitian dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu: Kecamatan Mantingan, Kecamatan Widodaren dan Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Materi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerbau sebanyak 285 ekor yang di pelihara oleh 40 peternak rakyat dari tiga kecamatan. Metode yang digunakan adalah survei. Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini adalah struktur populasi, performan reproduksi, persentase kelahiran terhadap populasi, persentase kematian terhadap populasi. Data yang diperoleh dari penelitian ditabulasi, dihitung ratarata, standar deviasi, koefisien keragaman dan nilai natural increase dan dilanjutkan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performan reproduksi kerbau di Kabupaten Ngawi yaitu rata-rata umur betina pertama kali kawin 36,00±5,76 bulan, rata-rata umur jantan pertama kali kawin pada 38,77±7,26 bulan, rata-rata lama bunting pada 10,40±0,46 bulan, rata-rata umur pertama beranak pada 46,76±4,95 bulan, service per conception 2,11±0,86 kali rata-rata berahi lagi setelah beranak pada umur 2,91±0,58 bulan dan rata-rata jarak beranak 14,64±1,10. Persentase betina dewasa di Kabupaten Ngawi sebesar 51,23%. Persentase kelahiran terhadap populasi sebesar 34,04%, dan persentase kematian 2,46% dari total populasi kerbau. Sehingga didapatkan estimasi natural increase di Kabupaten Ngawi adalah 31,58%. Disimpulkan bahwa dari hasil penelitian estimasi natural increase kerbau lumpur ini, bahwa di tahun 2017 dengan berpedoman pada jumlah betina dewasa, presentase kelahiran terhadap populasi dan presentase kematian terhadap populasi kerbau di Kabupaten Ngawi nilai natural increase dikategorikan tinggi. Disarankan untuk dilakukanpenelitianlebihlanjutguna mengetahui nilai natural increase di tahun berikutnya dan seluruh pihak terkait untuk memperbaiki penanganan serta pengelolaan ternak jantan dan betina produktif dengan manajemen pemeliharaan yang tepat di wilayah Kabupaten Ngawi.