Hubungan Sosial Ekonomi, Higiene Sanitasi, Penyakit Infeksi Dan Asupan Gizi Dengan Tinggi Badan Balita Wasting Di Puskesmas Jabon Kabupaten Sidoarjo
Main Author: | Pantiyastuti, Heni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/123920/1/051302018.pdf http://repository.ub.ac.id/123920/ |
Daftar Isi:
- Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia belum menggembirakan, tahun 2007 berada di peringkat 111 dari 182 negara, lebih rendah dibanding negara tetangga. Kurang gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatkan kesakitan dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tinggi badan balita wasting di Puskesmas Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain crossectional. Populasi penelitian adalah seluruh balita kurus di Puskesmas Jabon sebanyak 121 anak, dengan sampel 55 balita yang ditentukan secara proposional random sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2012 dengan cara wawancara, obeservasional menggunakan kuesioner, pengukuran berat badan dan tinggi/panjang badan, dan food recall . Data yang terkumpul di analisa secara diskriptif analitik dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan, sebanyak 52,7% balita wasting tinggi badannya pendek. Hasil analisis statistik diketahui bahwa faktor yang berhubungan dengan tinggi badan balita wasting adalah tingkat pendapatan keluarga, kejadian penyakit infeksi, sanitasi lingkungan, Tingkat asupan protein dan zinc (p< 0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh dari variabel sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, kejadian penyakit infeksi dan tingkat asupan zat gizi terhadap tinggi badan balita wasting di Puskesmas Jabon sebesar 61,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar dalam menangani balita wasting yang pendek tidak hanya meningkatkan asupan zat gizi saja tetapi perlu juga memperhatikan aspek sosial ekonomi, higiene sanitasi dan penyakit infeksi yang diderita balita.