Aspek Gender Terhadap Pola Ruang Dalam Rumah Tradisional Osing di Desa Kemiren
Main Author: | Rosa, Cena Filiani |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12391/1/Cena%20Filiani%20Rosa.pdf http://repository.ub.ac.id/12391/ |
Daftar Isi:
- Suku Osing merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang berada di ujung timur Pulau Jawa tepatnya di Kabupaten Banyuwangi. Di Kabupaten Bayuwangi ini terdapat desa yang masih dapat mempertahankan adat istiadatnya yaitu Desa Kemiren salah satunya dari segi arsitektur rumah adatnya. Rumah tradisional Osing memilki tiga tipe yaitu Cerocogan, Baresan, dan Tikel Balung. Rumah tradisional Osing merupakan pengembangan dari rumah Jawa yang memiliki konsep dualitas yaitu pria-wanita. Tujuan dari Studi ini adalah untuk mengetahui aspek gender terhadap pola ruang dalam rumah tradisional Osing. Penelitian mengenai aspek gender terhadap pola tata ruang rumah tradisional Osing di Desa Kemiren ini membahas mengenai aspek gender terhadap pola tata ruang yang ada pada rumah tradisional Osing mulai dari organisasi ruang, dan pola kegiatan para penghuni rumah. Dalam menyelesaikan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif karena penelitian yang tidak menggunakan perhitungan. Penelitian ini berfokus pada fakta – fakta yang ditemukan di lapangan. Metode penelitian yang digunakan secara umum adalah deskriptif kualitataif yang dilakukan melalui kegiatan observasi lapangan berupa pengamatan pola tata ruang bangunan rumah tradisional Osing serta pola kegiatan penghuni rumah. Pengamatan dilakukan dengan mengamati pola tata ruang dan pola kegiatan penghuni melalui gambar denah dan pengamatan secara langsung objek penelitian dan wawancara kepada pemilik bangunan serta narasumber yang ada. Hal tersebut dilakuka dengan tujuan untuk menggali data dokumenter serta pembuatan laporan secara mendetail Hasil dari studi yang dilakukan pada sampel rumah tradisional Osing menunjukkan bahwa gender pria dan wanita di dalam sebuah rumah tidak memiliki batas berupa batas fisik namun hanya berupa batas etika antara pria dan wanita, peletakan ruang bagi gender wanita berada di area belakang yang berfungsi agar wanita terlindung di dalam rumah.