Daftar Isi:
  • Staphylococcus aureus saat ini masih menjadi patogen utama infeksi nosokomial dengan angka kejadian lebih dari 50%. Beberapa strain dari bakteri ini mampu membentuk biofilm pada alat-alat medis seperti kateter urin, sendi prostetik, dan endotracheal tube. Bakteri pembentuk biofilm bersifat sangat resisten terhadap tekanan lingkungan dan terapi antibiotika. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari senyawa yang dapat menghambat pembentukan biofilm. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak rimpang jahe merah yang mengandung minyak atsiri, cineole, terpenoid, tannin, flavonoid, saponin, polifenol, dan farnesol dalam menghambat pembentukan biofilm S. aureus. Desain penelitian ini adalah true experimental post-test only group design. Konsentrasi ekstrak rimpang jahe merah yang digunakan adalah 0% (kontrol), 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35% kemudian dilakukan pengulangan 4 kali. Pembentukan biofilm diamati dengan metode tabung kemudian diukur mean gray valuenya dengan program Adobe Photoshop CS3. Hasil statistik Uji One Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak rimpang jahe merah terhadap mean gray value (p < 0,05). Uji Korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan yang sangat kuat antara konsentrasi ekstrak dengan mean gray value (r = 0,906). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak rimpang jahe merah dapat menghambat pembentukan biofilm dengan Minimum Biofilm Inhibitory Concentration (MBIC) sebesar 30%.