Pengaruh Jarak Sengkang dari Metode Jaket Beton Bertulang Bambu pada Kolom Beton Bertulang Sedang
Main Author: | Yulianto, Rudi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12385/1/Rudi%20Yulianto.pdf http://repository.ub.ac.id/12385/ |
Daftar Isi:
- Kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan keruntuhan, oleh karena itu struktur kolom harus direncanakan lebih kuat dari pada struktur balok. Ketika kolom mengalami keruntuhan, perlu dilakukan perbaikan untuk mencegah terjadinya kegagalan total pada struktur bangunan. Kegagalan suatu kolom kemungkinan disebabkan oleh gempa atau pembebanan berlebih. Seiring berkembangnya pembangunan konstruksi di Indonesia, banyak inovasi – inovasi dalam perkuatan ataupun perbaikan struktur konstruksi yang turut berkembang. Salah satu metode yang digunakan untuk perkuatan atau perbaikan adalah metode jaket beton. Pada penelitian ini kolom retrofit akan dipasang tulangan dan sengkang bermaterialkan bambu. Bambu yang dipakai pada tulangan merupakan jenis bambu petung sedangkan bambu yang dipakai pada sengkang merupakan jenis bambu apus. Terdapat 4 jenis kolom retrofit yang akan diteliti, yakni kolom retrofit kode C1 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 20 mm dan dengan jarak antar sengkang 9.3 cm, kolom retrofit kode C2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 20 mm dan dengan jarak antar sengkang 14 cm, kolom retrofit kode D1 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar sengkang 9.3 cm dan kolom retrofit kode D2 yang dipasang tulangan bambu sebanyak 8 buah ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar sengkang 14 cm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas jarak sengkang pada kolom retrofit C1 dengan kolom retrofit C2 dan juga efektivitas jarak sengkang pada kolom retrofit D1 dengan D2. Kolom akan diuji tekan dengan menggunakan compression test machine dan dipasang dial gauge sebagai pembantu bacaaan defleksi yang terjadi pada saat kolom diuji tekan Hasil penelitian didapatkan bahwa, kolom retrofit C2 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit C1. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujan menunjukkan bahwa kolom retrofit C2 mengalami penurunan gaya tekan sebesar 10.6 %, sedangkan gaya tekan maksimum kolom retrofit C1 mengalami penurunan sebesar 28.59 %. Kolom retrofit C2 mengalami penurunan kekakuan sebesar 3.56 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami penurunan kekakuan sebesar 20.17 %. Kolom retrofit C2 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 57.14 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 64.52 %. Kolom retrofit C2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 109.71 %, sedangkan kolom retrofit C1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 187.2 %. Kemudian untuk hasil penelitiasn kolom retrofit D2 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit D1. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujan menunjukkan bahwa kolom retrofit D2 mengalami peningkatan gaya tekan sebesar 13 %, sedangkan gaya tekan maksimum kolom retrofit D1 mengalami penurunan sebesar 2.2 %. Kolom retrofit D2 mengalami peningkatan kekakuan sebesar 11.38 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami peningkatan kekakuan sebesar 4.73 %. Kolom retrofit D2 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 50.5 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami penurunan modulus elastisitas sebesar 53.45 %. Kolom retrofit D2 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 128.45 %, sedangkan kolom retrofit D1 mengalami peningkatan daktilitas sebesar 97.19 %.