Daftar Isi:
  • Diare masih menjadi masalah utama penyebab kematian khususnya anak-anak dan balita untuk negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Diketahui salah satu agen penyebab diare adalah bakteri dari genus Shigella. Kasus resistensi terhadap antibiotik semakin banyak dilaporkan tiap tahunnya, oleh sebab itu dibutuhkan metode baru dalam penanganan diare salah satunya adalah dengan menggunakan vaksin. Vaksin yang banyak diteliti akhir-akhir ini adalah vaksin yang bertujuan mencegah perlekatan pathogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada proses adhesi antara protein adhesin pili 49,8 kDa Shigella boydii dengan Enterocyte Mencit Balb-c dengan melakukan uji adhesi menggunakan metode pewarnaan Imunositokimia pada slide dengan pengenceran antibodi 1/1600 dan pengenceran protein yang disalut bersama dengan sel enterosit 1/500, 1/2000, 1/8000, dan kontrol negatif(tanpa antibodi dan tanpa protein). Kemudian dilakukan penghitungan dari hasil Imunositokimia pada mikroskop dengan metode penghitungan 10 lapang pandang dengan pengulangan sebanyak 4x. Nilai rerata dari penghitungan tersebut kemudian dianalisis dengan uji statistik Kruscal-Wallis, korelasi, dan regresi. Hasil uji Kruscal-Wallis menunjukan adanya perbedaan bermakna tiap-tiap konsentrasi pengenceran dengan tingkat kepercayaan sebesar 65% (α ,0,05) Uji korelasi dan regresi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya konsentrasi pengenceran maka jumlah protein yang menempel pada enterosit cenderung semakin meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa ada proses adhesi antara protein adhesin pili Shigella boydii 49,8 kDA dengan enterosit.