Daftar Isi:
  • Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab infeksi oportunistik yang semakin menunjukkan resistensi terhadap berbagai antimikroba. Diperlukan sumber antimikroba lainnya untuk menangani masalah tersebut dan salah satunya terdapat pada tanaman herbal. Kulit pisang kepok (Musa paradisiaca) sebagai salah satu herbal yang populer mengandung flavonoid, yaitu katekin, galokatekin dan epikatekin yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol kulit pisang kepok sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro. Penelitian ini adalah true experimental post test control only design dengan metode dilusi tabung yang terdiri dari tahap penentuan Kadar Hambat Minimum (KHM) dan tahap penentuan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Sampel bakteri diperoleh dari isolat klinik Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya. Kulit pisang kepok diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Konsentrasi ekstrak etanol kulit pisang kepok yang dipakai pada penelitian ini yaitu 37,5%, 38%, 38,5%, 39%, 39,5%, 40%, dan 40,5% dengan dua kontrol, kontrol positif dan kontrol negatif. Data hasil penelitian dianalisa dengan uji One Way Anova dan Uji Korelasi dan Regresi dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Dari hasil uji One-Way Anova terdapat perbedaan yang signifikan (0,000) pada perubahan konsentrasi ekstrak terhadap jumlah koloni bakteri (one-way Anova, p < 0,01). Uji Korelasi dan Regresi menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak maka semakin sedikit jumlah koloni bakteri (R= -0.933, p < 0,01). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit pisang kepok efektif sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus secara in vitro dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) adalah 38,5% dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) adalah 39,5%.