. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon) Dengan Kepatuhan Minum Obat Metadon Pada Pasien Ketergantungan Napza Di Puskesmas Kendalsari Kelurahan Tulusrejo Malang
Main Author: | Dewi, JayantiSari |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/123655/ |
Daftar Isi:
- Program terapi metadon adalah program penanggulangan dampak buruk bagi pengguna napza suntik (Penasun). Program ini dengan pemberian zat opioid sintetik yang memilki efek sama seperti heroin dan digunakan dengan cara di minum. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Keberhasilan suatu pengobatan juga ditentukan oleh kepatuhan dalam menjalankan terapi pengobatan. Begitu pula dengan pengobatan farmakologis hasil tidak diperoleh secara optimal jika penderita tidak patuh dalam minum obat sesuai dengan anjuran. Rancangan penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional di Puskesmas Kendalsari Kecamatan Tulusrejo Malang. Jumlah sampel 24 orang diambil dengan total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden mayoritas laki-laki (96%), umur rata-rata 31-40 tahun (71%), berpendidikan SMA (62%), bekerja wiraswata (100%), bertempat tinggal 11-20km (50%), lama mengikuti terapi metadon (71%),mengikuti konseling (50%), tingkat pengetahuannya baik (75%) dan tingkat kepatuhan minum obat metadon baik (79%). Analisa hasil penelitian dengan uji spearman’s rank Pv = 0,044 dan nilai α = 0,05 yang berarti p < α Ho ditolak dan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang PTRM dengan kepatuhan minum obat metadon di Puskesmas Kendalsari Malang. Di sarankan adanya penyebarluasan informasi dan peningkatan konseling bagi penasun dan masyarakat agar terapi metadon dapat efektif dan optimal sebagai layanan kesehatan yang paripurna di masa yang akan datang. Dan untuk penelitian selanjutnya disarankan agar tidak terlalu banyak memberikan pertanyaan karena dapat membuat responden tidak fokus dengan kuisioner.