Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Yang Berbeda Dalam Pengencer Cep-2 Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Senduro

Main Author: Afifah, Desy Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12349/1/Desy%20Dwi%20Afifah.pdf
http://repository.ub.ac.id/12349/
Daftar Isi:
  • Salah satu usaha dalam meningkatkan produksi daging adalah dengan adanya peningkatan mutu genetik yaitu dengan program Inseminasi Buatan (IB). Faktor keberhasilan IB memerlukan semen berkualitas baik dan memiliki daya hidup yang tinggi, sehingga ketersediaan semen yang diperlukan setiap saat tetap dalam keadaan baik dan layak untuk dilakukan inseminasi dengan cara pengawetan semen berupa pengenceran semen. Pengencer Cauda Epididymal Plasma-2 (CEP-2) merupakan salah satu jenis pengencer yang mampu mempertahankan spermatozoa selama penyimpanan untuk melindungi spermatozoa dari kejut dingin (cold shock). Bovine Serum Albumin (BSA) merupakan salah satu bahan yang terdapat di dalam CEP-2 yang berfungsi melindungi sel spermatozoa dari luar saat proses pembekuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang berbeda terhadap kualitas semen beku kambing Senduro. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen kambing Senduro dari Laboratorium Lapang Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penelitian dilaksanakan pada 10 November 2017 sampai tanggal 9 Maret 2018. Penampungan dan prosesing semen dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Penampungan semen kambing Senduro dilaksanakan dua kali dalam seminggu menggunakan metode vagina buatan. Persyaratan semen segar yang digunakan yaitu semen yang mempunyai motilitas individu ≥70% dan motilitas massa minimal 2+. Kuning telur yang digunakan adalah kuning telur segar jenis ayam buras dengan umur telur maksimal 3 hari yang berasal dari Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pengencer yang digunakan meliputi CEP-2 kuning telur tanpa penambahan Ekstrak Daun Kelor (EDK). Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode percobaan laboratorium dengan jenis Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yaitu P0 (90% CEP-2 + 10% Kuning Telur (KT)), P1 (90% CEP-2 + 10% KT + 1% EDK), P2 (90% CEP-2 + 10% KT + 3% EDK), P3 (90% CEP-2 + 10% KT + 5% EDK) dan P4 (90% CEP-2 + 10% KT + 7% EDK) dengan masing-masing 10 kali ulangan. Apabila terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata, maka akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Variabel yang diamati meliputi persentase motilitas, persentase viabilitas, persentase abnormalitas dan integritas membran spermatozoa selama pembekuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas individu, viabilitas dan integritas membran spermatozoa saat pengamatan post thawing memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05), sedangkan persentase abnormalitas tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05). Persentase rataan motilitas individu post thawing pada masingix masing perlakuan adalah P0 (32,00±6,32%), P1 (31,50±4,74%), P2 (37,50±8,58%), P3 (40,50±7,62%) dan P4 (35,50±7,62%). Persentase rataan viabilitas setelah pembekuan pada masing-masing perlakuan adalah P0 (37,96±8,73%), P1 (45,08±4,99%), P2 (44,05±9,53%), P3 (45,53±8,68%) dan P4 (38,41±6,72%). Persentase rataan abnormalitas setelah pembekuan untuk masing-masing perlakuan adalah P0 (3,14±2,19%), P1 (3,19±2,08%), P2 (3,11±1,34%), P3 (3,44±1,62%) dan P4 (3,40±2,54%). Persentase rataan integritas membran setelah pembekuan untuk masing-masing perlakuan adalah P0 (38,51±5,92%), P1 (39,67±8,56%), P2 (39,84±4,59%), P3 (47,24±6,42%) dan P4 (41,63±6,65%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak daun kelor pada level 5% mampu mempertahankan kualitas semen beku kambing Senduro dalam pengencer CEP-2 kuning telur terhadap persentase motilitas, persentase viabilitas dan persentase integritas membran spermatozoa selama penympanan beku. Saran dari penelitian ini adalah menggunakan P3 dengan pengencer 90% CEP-2 + 10% KT + 5% ekstrak daun kelor karena mampu menjaga kualitas spermatozoa dengan baik serta diharapkan untuk dilakukan proses inseminasi buatan pada kambing Senduro untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.