Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) Pada Dosis Dan Interval Penambahan Ab Mix Dengan Sistem Hidroponik
Main Author: | Fitriansah, Tiwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12344/1/TIWI%20FITRIANSAH.pdf http://repository.ub.ac.id/12344/ |
Daftar Isi:
- Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan warna yang membuat makanan menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya dikonsumsi mentah atau lalap, dibuat salad atau disajikan dalam berbagai bentuk masakan. Konsumsi selada di Indonesia pada tahun 2005 ialah 35,30 kg kapita-1 tahun-1, sedangkan tahun 2006 mencapai 34,06 kg kapita-1 tahun-1. Pada tahun 2010 produksi selada sebesar 41,111 ton tahun-1 dan menurun pada tahun 2015 yaitu sebesar 39,289 ton tahun-1 (BPS, 2016). Laju pertumbuhan produksi sayuran selada di Indonesia berkisar antara pada tahun 2010-2015 yaitu 5,19-6% tahun-1. Tetapi produksi nasional selada masih lebih rendah dari konsumsi yakni sebesar 35,30 kg kapita-1 tahun-1. Sementara berdasarkan data dari Dirjen Pemasaran Internasional PPHP, volume impor selada tahun 2015 sebesar 21,1 ton sehingga terdapat peluang peningkatan produksi agar mampu memenuhi tingkat konsumsi selada nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui dosis dan interval penambahan AB mix yang tepat serta pengaruh perlakuan keduanya untuk meningkatkan pertumbuhan selada dengan metode hidroponik. Pemberian dosis dan interval penambahan AB mix yang tepat memberikan hasil terbaik dan terdapat pengaruh antara perbedaan dosis dan interval penambahan AB mix terhadap pertumbuhan tanaman selada. Penelitian dilakukan di Jalan Parangargo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, pada tanggal 10 Juli - 30 September 2017. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah paranet, gunting, nampan, pelubang atau paku, penggaris, gelas ukur, TDS meter untuk menentukan konsentrasi nutrisi AB mix, pH meter untuk mengukur pH pada larutan nutrisi, termometer untuk mengukur suhu didalam maupun diluar paranet, lux meter untuk mengukur cahaya matahari, timbangan analitik, kamera, papan nama dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah benih selada keriting hijau varietas New Grand Rapids, botol bekas air mineral ukuran 1500 ml, kain perca, rockwool dan AB mix. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 16 kombinasi antar dosis AB mix dengan interval penambahan AB mix dan 1 kontrol sehingga terdapat 17 perlakuan sebagai berikut: A1:dosis AB mix 3 ml/l dengan interval 3 hari; A2:dosis AB mix 5 ml/l dengan interval 3 hari; A3:dosis AB mix 7 ml/l dengan interval 3 hari; A4:dosis AB mix 10 ml/l dengan interval 3 hari; A5:dosis AB mix 3 ml/l dengan interval 5 hari; A6:dosis AB mix 5 ml/l dengan interval 5 hari; A7:dosis AB mix 7 ml/l dengan interval 5 hari; A8:dosis AB mix 10 ml/l dengan interval 5 hari; A9:dosis AB mix 3 ml/l dengan interval 7 hari; A10:dosis AB mix 5 ml/l dengan interval 7 hari; A11:dosis AB mix 7 ml/l dengan interval 7 hari; A12:dosis AB mix 10 ml/l dengan interval 7 hari; A13:dosis AB mix 3 ml/l dengan interval 10 hari; A14:dosis AB mix 5 ml/l dengan interval 10 hari; A15:dosis AB mix 7 ml/l dengan interval 10 hari; A16:dosis AB mix 10 ml/l dengan interval 10hari dan A0:media kain perca dengan dosis AB mix 5 ml/l tanpa interval. Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 34 petak percobaan. Setiap petak percobaan terdiri dari 16 tanaman sehingga keseluruhan terdapat 544 tanaman. Setiap perlakuan, seluruh tanaman merupakan sampel non destruktif dan pada pengamatan minggu terakhir digunakan untuk pengamatan destruktif. Pengamatan tersebut meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar total per tanaman dan berat segar konsumsi per tanaman. Data yang didapatkan dari hasil pengamatan dilakukan analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5% yang bertujuan untuk mengetahui nyata atau tidak nyata pengaruh dari perlakuan. Apabila hasil berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT (Beda NyataTerkecil) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan dosis AB mix 3 ml/l dan interval penambahan AB mix 10 hari menunjukkan hasil yang terbaik yaitu dilihat dari tinggi tanaman pada umur 42 hst 31,00 cm , jumlah daun pada umur 42 hst 9,75 helai , berat segar total per tanaman 83,60 gram dan berat segar konsumsi per tanaman 68,09 gram. Pertumbuhan dan hasil tanaman selada terbaik terdapat pada perlakuan dosis nutrisi AB mix 3 ml dan interval penambahan nutrisi AB mix 10 hari sekali (A13). Pengaplikasian pada perlakuan A13 lebih efektif dibandingkan dengan perlakuan A10, karena dengan dosis yang rendah dan interval yang panjang dapat menghasilkan pengaruh yang sama sebagai perlakuan yang optimal dibandingkan dengan perlakuan lainnya.