Perbedaan Kadar Interleukin-12 (IL-12) Pada Malaria Falsiparum Komplikasi dan Non-Komplikasi serta Hubungannya dengan Derajat Parasitemia
Main Author: | HutomoRizkiRahmadi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/123390/1/3_Abstrak_Rizki_Rahmadi_H.pdf http://repository.ub.ac.id/123390/ |
Daftar Isi:
- Malaria dapat dikategorikan menjadi malaria tanpa komplikasi (non komplikasi) dan malaria komplikasi (malaria berat). Pada malaria komplikasi eritrosit terinfeksi melepaskan toksin malaria berupa glycosylophosphatidylinositols (GPI) yang akan menginduksi ekspresi sitokin pro-inflamasi dan molekul adhesi pada monosit, makrofag dan endotel pembuluh darah. Interleukin-12 (IL-12) dikeluarkan oleh Antigen Presenting Cells (APC) sebagai respon terhadap antigen malaria. Interleukin ini sangat penting dalam menginisiasi cascade inflamatory melalui kemampuannya meningkatkan diferensiasi sel T CD4 menjadi sel Th1 yang mensekresi Interferon-gamma (IFN-γ). Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan kadar IL-12 plasma pada malaria falsiparum komplikasi dengan malaria falsiparum non komplikasi, serta hubungannya dengan derajat parasitemia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan metode Cross Sectional. Sampel penelitian adalah darah penderita malaria falsiparum komplikasi yang didapatkan dari Rumah Sakit dr. Saiful Anwar (RSSA) Malang dan darah penderita malaria falsiparum non komplikasi yang didapatkan dari daerah Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Darah sampel penelitian dibuat hapusan darah tipis untuk menghitung derajat parasitemia dan kadar IL-12 plasma ditentukan secara kuantitatif menggunakan sandwich enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Human Quantikine IL-12 (R&D D1200). Uji-t menunjukkan derajat parasitemia pada kelompok malaria falsiparum komplikasi lebih tinggi daripada malaria falsiparum non komplikasi (p=0,03). Kadar IL-12 pada kelompok malaria falsiparum komplikasi lebih rendah daripada malaria falsiparum non komplikasi, walaupun secara statistik tidak bermakna (p=0.723). Uji Korelasi menunjukkan hubungan yang lemah dan tidak signifikan antara derajat parasitemia dengan kadar IL-12 baik pada malaria falsiparum komplikasi (r=+0.072; p=0.843) dan pada malaria falsiparum non komplikasi (r=+0.357; p=0.432). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IL-12 berperan sebagai imunoregulator dan berperan dalam menurunkan severety of disease, namun diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan keterkaitannya dengan sitokin lain.