Kualitas Pupuk Organik Hasil Fermentasi Aerob Feses Sapi Dan Serasah Dengan Dekomposer Kultur Mikroba Azotobacter Pada Level Yang Berbeda
Main Author: | Wahyu, Pratama |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12339/1/Pratama%20Wahyu.pdf http://repository.ub.ac.id/12339/ |
Daftar Isi:
- Sampah dan kotoran ternak menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat. Bau menyengat danlingkungan yang kotor sering kali menjadi keluhan masyarakat yang berada di sekitar area peternakan. Kotoran ternak apabila ditangani dengan baik akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta dapat di manfaatkan sebagai pupuk organik melalui proses pengomposan yang nantinya bisa di manfaatkan oleh msyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan hara pupuk organik berbahan dasar feses sapi dan serasah yang difermentasikan dengan dekomposer kultur Azotobacter serta mengetahui proporsi terbaik penggunaan kultur mikroba Azotobacter pada proses pengomposan. Hasil penelitian diharapkan dapat menghasilkan alternatif pengolahan limbah kotoran sapi dengan penambahan serasah dan kultur mikroba Azotobacter menjadi pupuk organik sehingga memberi nilai tambah danmampu mengurangi potensi pencemaran lingkungan akibat kotoran sapi. Materi penelitian menggunakan feses sapi sebanyak 96 kg, serasah 4 kg, dan 150 ml kultur mikroba Azotobacter untuk 4 perlakuan dan 5 ulangan. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan penelitian ini adalah pencampuran kultur mikroba Azotobacter sebanyak 0ml, 25ml, 50ml dan 75 ml kedalam feses sapi dan serasah. Feses sapi dan serasah di campur dekomposer kemudian diaduk sambil ditambahkan larutan kultur mikroba Azotobacter sesuai perlakuan dan dikomposkan secara aerob dan diamati setiap harinya. Data suhu, pH, kadar air, rasio C/N, kadar C-organik, kadar nitrogen (N) total, dan kadar phosphor (P2O5) total di analisis secra deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter menunjukan nilai suhu rata rata yaitu P0 23,98 ° C, P1 25,38 ° C, P2 24,77 ° C, dan P3 24,66 ° C. Data hasil pengamatan pH menunjukkan bahwa rata rata pH kompos yaitu P0 7,57, P1 7,63 P2 7,60, P3 7,61. Kadar air P0 sebesar 50,51%, P1 48,64%, P2 45,36% dan P3 43,96%. Rasio C/N P0 sebesar 19,95%, P1 17,14%, P2 16,58% dan P3 15,89%. Nilai kadar Corganik P0 8,78 % , P1 8,57 %, P2 7,46 %, dan P3 sebesar 7,15 %. Nilai kadar N total P0 sebesar 0.44 %, P1 0,50%, P2 0,45% dan P3 0,45%. Serta nilai kadar P2O5 total P0 sebesar 0,63%, P1 0,90%, P2 0,70% dan P3 0,76%. Penggunaan kultur mikroba Azotobacter meningkatkan kandungan hara kompos kotoran sapi yang ditambahkan serasah. Proporsi terbaik yaitu dengan penggunaan 75 ml kultur mikroba Azotobacter (P3) menghasilkan kadar air 43,96%, rasio C/N 15,89%, C-organik 7,15%, N total 0,45%, dan P2O5 total 0,76%.. Feses sapi dan serasah apabila diolah dengan baik mampu mengurangi potensi pencemaran lingkungan serta dapat di manfaatkan sebagai pupuk organik melalui proses pengomposan yang nantinya bisa di manfaatkan oleh msyarakat.