Peran Macam Mulsa Pada Pertumbuhan Dan Hasil Wortel (Daucus Carota L.) Varietas New Kuroda

Main Author: Adam, Rahendra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12328/1/RAHENDRA%20ADAM.pdf
http://repository.ub.ac.id/12328/
Daftar Isi:
  • Tanaman wortel merupakan tanaman sub tropis yang termasuk tanaman umbi-umbian. Budidaya tanman wortel di Indonesia lazim ditanam pada dataran tinggi berkisar 1000-1500 meter di atas permukaan laut, untuk mendapatkan suhu ideal bagi pertumbuhan wortel. Kosumsi wortel dewasa ini masih megalami banyak kendala diantaranya adalah sistem budidaya wortel yang kurang baik dan pemilihan varietas yang kurang tepat pada saat waktu penanaman Kendala dalam budidaya tanaman wortel ialah tidak tahan terhadap cekaman lingkungan, baik berupa tingginya curah hujan atau musim kemarau yang berkepanjangan yang berakibat pada pembentukan dan kualitas umbi wortel. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan mulsa. Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman dapat stabil. Penggunaan mulsa yang dikenal oleh petani adalah penggunaan mulsa organik dan mulsa anorganik (plastik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis mulsa yang sesuai untuk tanaman wortel. Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan mulsa plastik hitam perak akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik dan meningkatkan produksi wortel. Penelitian dilakukan di Desa Bulukerto, Kelurahan Cangar, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Ketinggian tempat pada lokasi penelitian 800 mdpl, dengan suhu harian rata-rata 20 oC - 25oC. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2017 – Oktober 2017. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, timbangan digital, penggaris, kamera, gembor, termometer, dan jangka sorong. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bibit wortel varietas New Kuroda, mulsa jerami padi, mulsa hitam perak, mulsa hitam, dan mulsa transparan. Percobaan ini menggunakan Racangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Kombinasi perlakuan penelitian tersebut ialah sebagai berikut : P0 : Tanpa Mulsa Tanpa Penyiangan, P1 : Tanpa Mulsa Dengan Penyiangan, P2 : Mulsa Hitam Perak, P3 : Mulsa Hitam, P4 : Mulsa Transparan, P5 : Mulsa Jerami Padi, P6 : Mulsa Daun Paitan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara non-destruktif dengan mengambil dua tanaman contoh untuk setiap perlakuan dan dilakukan dengan interval waktu 5 kali mulai dari tanaman ber umur 35 HST, 56 HST, 77 HST, 98 HST, 119 HST. Variabel pengamatan diantaranya adalah, a. Pengamatan Pertumbuhan : Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun. b. Pengamatan hasil : a. bobot segar umbi (g), b. Panjang umbi (cm), Diameter umbi (cm), Hasil Panen Per Hektar (ton ha-1), c. Pengamatan Lingkungan : Mengukur suhu permukaan tanah (oC). Berdasarkan hasil analisis ragam, secara umum menunjukkan beberapa perlakuan berbeda nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian menjukkan bahwa pemulsaan dengan mulsa plastik hitam perak (P2) dapat menjaga kondisi suhu permukaan tanah baik pagi dan siang hari, dibandingkan perlakuan tanpa diberi mulsa. Hasil penelitian pada fase pertumbuhan awal 35 HST tanaman perlakuan tidak diberi mulsa memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan penggunaan mulsa, tetapi selanjutnya perlakuan dengan alikasi mulsa hitam perak (P2), mulsa hitam (P3), mulsa jerami padi (P5), mulsa daun paitan (P6) memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari pada tidak diberi mulsa. Pada parameter hasil, penggunaan mulsa plastik hitam perak (P2) memberikan hasil yang paling baik dari pada perlakuan tanpa menggunakan mulsa, maupun dengan mulsa hitam (P3), mulsa plastik transparan (P4), mulsa jerami padi (P5), mulsa daun paitan (P6). Pemberian mulsa jerami (P5) dan mulsa daun paitan (P6). memberikan bobot yang lebih berat dari pada tidak diberi mulsa.