Efek Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora) sebagai Penghambat Pembentukan Biofilm pada Staphylococcus aureus in vitro

Main Author: Sunanto, EsterHans
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/123274/1/051205513.pdf
http://repository.ub.ac.id/123274/
ctrlnum 123274
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/123274/</relation><title>Efek Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora) sebagai Penghambat Pembentukan Biofilm pada Staphylococcus aureus in vitro.</title><creator>Sunanto, EsterHans</creator><subject>610.7 Education, research, nursing, services of allied health personnel</subject><description>Biofilm bakteri Staphylococcus aureus saat ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius. Beberapa strain tertentu bakteri ini mampu membentuk biofilm pada alat-alat medis seperti kateter urine, central venous catheters (CVC), sendi prostetik, prosthetic heart valve , pacemaker , dan endotracheal tube . Pembentukan biofilm akan menyebabkan resistensi antibiotika dan resistensi terhadap sistem pertahanan imun, hal ini akan memacu penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari senyawa yang dapat menghambat pembentukan biofilm. Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa bahan aktif flavonoid, tannin, dan saponin dapat menghambat perlekatan bakteri dengan menginaktivasi adhesin dan merusak substrat. Pemberian ekstrak daun dewandaru yang mengandung tannin, flavonoid dan saponin diharapkan dapat menghambat pembentukan biofilm pada bakteri Staphylococcus aureus . Penelitian menggunakan studi post-test only group design pada bakteri Staphylococcus aureus pembentuk biofilm yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok kontrol positif tidak diberi ekstrak daun dewandaru, sedangkan kelompok perlakuan diberi ekstrak dengan 3,33 g/dL, 1,67 g/dL, 0,83 g/dL, 0,42 g/dL dan 0,21 g/dL, 0,11 g/dL, 0,06 g/dL, 0,03 g/dL dan kemudian dilakukan pengulangan sampai 4 kali. Biofilm kemudian dilakukan pengukuran Optical Density dengan menggunakan ELISA reader secara spektrofotometris. Analisis data menggunakan metode One way Anova dilanjutkan uji Post Hoc Tukey HSD dan uji regresi linier. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun dewandaru berpengaruh terhadap penghambatan pembentukan biofilm secara signifikan (p &amp;lt; 0,05). Uji regresi linier juga menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara pemberian ekstrak daun dewandaru dengan penghambatan pembentukan biofilm ( standart coefficient beta -0,603 ). Standart coefficient beta yang negative juga menujukkan kemampuan ekstrak untuk menghambat pembentukan biofilm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dewandaru ( Eugenia uniflora) menghambat pembentukan biofilm pada bakteri Staphylococcus aureus dengan Minimum Biofilm Inhibitory Concentration ( MBIC) sebesar 0,015 g/dL dan konsentrasi maksimum 1,67 g/dL.</description><date>2012-11-21</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/123274/1/051205513.pdf</identifier><identifier> Sunanto, EsterHans (2012) Efek Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora) sebagai Penghambat Pembentukan Biofilm pada Staphylococcus aureus in vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FK/2012/346/051205513</relation><recordID>123274</recordID></dc>
language eng
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
Book:Book
Book
author Sunanto, EsterHans
title Efek Ekstrak Daun Dewandaru (Eugenia uniflora) sebagai Penghambat Pembentukan Biofilm pada Staphylococcus aureus in vitro
publishDate 2012
topic 610.7 Education
research
nursing
services of allied health personnel
url http://repository.ub.ac.id/123274/1/051205513.pdf
http://repository.ub.ac.id/123274/
contents Biofilm bakteri Staphylococcus aureus saat ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius. Beberapa strain tertentu bakteri ini mampu membentuk biofilm pada alat-alat medis seperti kateter urine, central venous catheters (CVC), sendi prostetik, prosthetic heart valve , pacemaker , dan endotracheal tube . Pembentukan biofilm akan menyebabkan resistensi antibiotika dan resistensi terhadap sistem pertahanan imun, hal ini akan memacu penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari senyawa yang dapat menghambat pembentukan biofilm. Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa bahan aktif flavonoid, tannin, dan saponin dapat menghambat perlekatan bakteri dengan menginaktivasi adhesin dan merusak substrat. Pemberian ekstrak daun dewandaru yang mengandung tannin, flavonoid dan saponin diharapkan dapat menghambat pembentukan biofilm pada bakteri Staphylococcus aureus . Penelitian menggunakan studi post-test only group design pada bakteri Staphylococcus aureus pembentuk biofilm yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok kontrol positif tidak diberi ekstrak daun dewandaru, sedangkan kelompok perlakuan diberi ekstrak dengan 3,33 g/dL, 1,67 g/dL, 0,83 g/dL, 0,42 g/dL dan 0,21 g/dL, 0,11 g/dL, 0,06 g/dL, 0,03 g/dL dan kemudian dilakukan pengulangan sampai 4 kali. Biofilm kemudian dilakukan pengukuran Optical Density dengan menggunakan ELISA reader secara spektrofotometris. Analisis data menggunakan metode One way Anova dilanjutkan uji Post Hoc Tukey HSD dan uji regresi linier. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun dewandaru berpengaruh terhadap penghambatan pembentukan biofilm secara signifikan (p &lt; 0,05). Uji regresi linier juga menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara pemberian ekstrak daun dewandaru dengan penghambatan pembentukan biofilm ( standart coefficient beta -0,603 ). Standart coefficient beta yang negative juga menujukkan kemampuan ekstrak untuk menghambat pembentukan biofilm. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun dewandaru ( Eugenia uniflora) menghambat pembentukan biofilm pada bakteri Staphylococcus aureus dengan Minimum Biofilm Inhibitory Concentration ( MBIC) sebesar 0,015 g/dL dan konsentrasi maksimum 1,67 g/dL.
id IOS4666.123274
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-22T05:52:06Z
last_indexed 2021-10-28T07:13:03Z
recordtype dc
_version_ 1751455139015688192
score 17.538404