Kualitas Semen Beku Kambing Senduro Dengan Penambahan Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Yang Berbeda Pada Media Pengencer Tris Kuning Telur

Main Author: Mutoharoh, Uzwajul
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/12309/1/Uzwajul%20Mutoharoh.pdf
http://repository.ub.ac.id/12309/
Daftar Isi:
  • Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas kambing Senduro adalah dengan meningkatkan mutu genetik yakni dengan program Inseminasi Buatan (IB). Salah satu keberhasilan IB dipengaruhi oleh kualitas semen beku saat post thawing. Kekurangan dari semen beku yaitu rendahnya kualitas semen beku yang umumnya disebabkan oleh kerusakan spermatozoa akibat dari penanganan proses pembekuan yang kurang tepat. Selain itu, kerusakan spermatozoa semen beku juga dissebabkan oleh radikal bebas sebagai hasil dari metabolisme spermatozoa selama penyimpanan. Oleh sebab itu, diperlukan senyawa antioksidan yang mampu melindungi spermatozoa dari radikal bebas sehingga dapat mempertahankan kualitas spermatozoa saat post thawing. Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu bahan alami yang mengandung antibiotik dan antioksidan yang tinggi. Antioksidan yang terkandung di dalam daun kelor antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin K, vitamin B (Choline), vitamin B1 (Thiamin), vitamin B2 (Riboflavin), vitamin B3 (Niacin), vitamin B6, Alanine, Quercetin, Selenium, Threonine, Tryptophan, Xanthins, Xanthophyll, Zeatin, Zeaxanthin, Zinc. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun kelor dalam media pengencer tris kuning telur terhadap kualitas semen kambing Senduro selama pembekuan. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai informasi mengenai manfaat ekstrak daun kelor sebagai sumber antioksidan dalam media pengencer tris kuning telur. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah semen kambing Senduro yang memiliki motilitas individu ≥70% dan motilitas massa 2+. Penampungan semen dilakukan dua kali dalam satu minggu menggunakan metode vagina buatan. Pengencer yang digunakan yaitu tris kuning telur dan ekstrak daun kelor (EDK) ditambahkan sesuai dengan perlakuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental laboratory dengan menggunakan analisis Ragam dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan, yaitu P0 (80% tris aminomethan + 20% kuning telur), P1 (80% tris aminomethan + 20% kuning telur + 1% EDK), P2 (80% tris aminomethan + 20% kuning telur + 3% EDK), P3 (80% tris aminomethan + 20% kuning telur + 5% EDK), dan P4 (80% tris aminomethan + 20% kuning telur + 7% EDK) masing-masing 10 kali ulangan. Selanjutnya apabila terdapat perbedaan nyata atau sangat nyata, maka dilakukan pengujian selanjutnya menggunakan Uji Jarak Duncan (Duncan Multiple Range). Variabel yang diamati meliputi motilitas individu, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran spermatozoa pada post thawing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas individu, viabilitas dan integritas membran spermatozoa saat pengamatan post thawing memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0.05), sedangkan pada abnormalitas hasilnya tidak berbeda nyata (P>0.05). Hasil dari Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) menunjukkan bahwa P3 merupakan perlakuan terbaik yang memberikan hasil berbeda nyata dengan perlakuan lain. Persentase motilitas individu tertinggi yaitu 28,00±4,22, viabilitas 48,86±3,78, abnormalitas 2,04±1,35, dan integritas membran spermatozoa 45,56±4,60. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa EDK dalam media pengencer tris kuning telur mampu mempertahankan motilitas individu, viabilitas, dan integritas membran spermatozoa selama penyimpanan beku pada suhu - 196 ͦ C, tetapi tidak mempengaruhi persentase abnormalitas spermatozoa. Perlakuan terbaik yang mampu mempertahankan kualitas semen yaitu 80% Tris Aminomethan + 20% Kuning Telur + 5% EDK. Meskipun demikian, semakin tinggi persentase penambahan EDK kedalam pengencer menyebabkan penurunan kualitas spermatozoa ditinjau dari motilitas individu, viabilitas, dan integritas membran plasma karena adanya antinutrisi pada EDK.