Koordinasi Makna Pada Komunikasi Antar Pribadi Dengan Mahasiswa Tunagrahita Ringan (Studi Kualitatif Deskriptif Pada Volunteer Mahasiswa Tunagrahita Ringan Di Universitas Brawijaya)
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan untuk berkomunikasi dengan mahasiswa tunagrahita dan kesulitan untuk memahami pesan mahasiswa tunagrahita. Hal ini disebabkan oleh karakteristik mahasiswa tunagrahita sebagai mahasiswa difabel. Volunteer sebagai pendamping akademik, yang bertanggungjawab sebagai fasilitator selama perkuliahan, melakukan koordinasi makna guna mengefektifkan komunikasi dengan mahasiswa tunagrahita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi saat pengoordinasian makna, beserta koordinasi makna dalam pemaknaan pesan dan koordinasi makna dalam penyampaian pesan volunteer kepada mahasiswa tunagrahita. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dan dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam guna mendapatkan informasi data penelitian yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Karakteristik mahasiswa tunagrahita yang menjadi hambatan di dalam kehidupan perkuliahan termasuk juga dalam interaksinya dengan volunteer adalah hambatan terkait intelegensi, hambatan terkait kehidupan sosial, dan hambatan terkait fungsi-fungsi mental lainnya (2) Koordinasi makna dalam pemaknaan pesan volunteer kepada mahasiswa tunagrahita didukung oleh beberapa sumber daya, antara lain adalah komunikasi verbal dan nonverbal mahasiswa tunagrahita. Pemanggilan ulang memori sebagai koordinasi makna terjadi di saat upaya koordinasi serupa pernah terjadi di masa lampau, sehingga menjadi pedoman bagi volunteer untuk melakukan koordinasi di masa sekarang (3) Keterbatasan mahasiswa tunagrahita yang dihadapi volunteer ketika melakukan koordinasi makna dalam penyampaian pesan menjadi sebuah hambatan. Koordinasi makna perlu dilakukan di dalam keadaan demikian. Volunteer perlu melakukan koordinasi makna dengan pengendalian percakapan. Pengendalian percakapan tersebut berupa pembentukan pesan yang mudah diterima oleh mahasiswa tunagrahita. Kriteria pesan tersebut antara lain adalah mengandung pemilihan kata yang sederhana, adanya penekanan pesan, pesan disampaikan dengan berulang, penambahan komunikasi nonverbal, dan adanya media-media pendukung komunikasi.