Dari Larung Menuju Ritual Sesaji Sebuah Inovasi Upacara Larung Sesaji Paska Erupsi Gunung Kelud (Studi Kasus Masyarakat Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri)

Main Author: Ismail, Agung
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122969/1/Dari_Larung_Menuju_Ritual_Sesaji_Sebuah_Inovasi_Upacara_Larung_Sesaji_Paska_Erupsi_Gunung_Kelud.pdf
http://repository.ub.ac.id/122969/2/LEMBAR_PENGESAHAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/122969/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang perubahan sebuah tradisi yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat secara turun-temurun akibat bencana alam yaitu erupsi Gunung Kelud. Berletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri, pembahasan tradisi berfokuskan pada perubahan upacara larung sesaji menuju ritual sesaji. Tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui proses perubahan tradisi upacara larung sesaji menjadi ritual sesaji akibat erupsi Gunung Kelud. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers dan F. Floyd Shoemaker mengenai Difusi Inovasi. Untuk menganalisis proses inovasi upacara larung sesaji menjadi ritual sesaji yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sugihwaras. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan secara Purpossive Sampling ̧ yaitu informan utama dan informan tambahan. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan upacara larung sesaji menuju ritual sesaji merujuk kepada sebuah inovasi tatacara pelaksanaan upacara larung sesaji. Inovasi pertama terjadi saat erupsi Gunung Kelud tahun 2007 yang memunculkan anak Gunung Kelud, dari sini tatacara upacara larung sesaji yang awalnya melarungkan peralatan sesaji ke kawah danau Gunung Kelud berubah menjadi peletakan peralatan sesaji di sekitar anak Gunung Kelud dan berubahlah upacara larung sesaji menjadi ritual sesaji. Kedua adalah saat erupsi Gunung Kelud pada tahun 2014 yang menghilangkan anak Gunung Kelud. Inovasi tatacara ritual sesaji terjadi lagi dikarenakan akses menuju anak Gunung Kelud masih tidak bisa dijangkau media upacara pun dirubah dengan meletakkan peralatan sesaji di jembatan yang sudah disepakati oleh juru kunci Gunung Kelud. Pengambilan keputusan inovasi upacara larung sesaji menjadi ritual sesaji tidak hanya sebuah pelestarian kebudayaan, melainkan ada motif ekonomi yang diusung oleh masyarakat untuk meringankan beban mereka akibat bencana alam. Sebuah inovasi upacara larung sesaji menjadi ritual sesaji, akan menghasilkan sebuah komodifikasi dari tradisi tersebut. Komodifikasi dari ritual sesaji nantinya akan berujung kepada berkurangnya tingkat kesakralan ritual sesaji.