Respon Dan Hasil Beberapa Genotipe Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L.) Pada Naungan Di Bawah Tegakan Pohon Jati (Tectona Grandis L.F)
Main Author: | Lysandra, Cindy Letitia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/12293/1/CINDY%20LETITIA%20LYSANDRA.pdf http://repository.ub.ac.id/12293/ |
Daftar Isi:
- Buah cabai rawit seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan industri pengolahan di Indonesia, diikuti dengan meningkatnya jumlah permintaan cabai rawit. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (2015), Indonesia masih melakukan impor cabai rawit sebesar 69,70%. Persentase impor cabai rawit yang cukup tinggi tersebut menunjukkan bahwa hasil produksi cabai rawit belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Upaya meningkatkan produksi cabai rawit dapat dilakukan dengan memperluas lahan pertanian, namun saat ini untuk melakukan perluasan lahan pertanian sangatlah sulit. Setiap tahunnya, sekitar 110.000 hektar lahan pertanian produktif di Indonesia terkonversi menjadi area perumahan, industri, dan beberapa peruntukkan lainnya (Bappenas, 2013). Dalam menghadapi tantangan keterbatasan lahan pertanian diperlukan inovasi baru untuk dikembangkan yaitu, mengupayakan genotipe-genotipe potensial cabai rawit sebagai tanaman sela di bawah tegakan pohon. Mengupayakan tanaman sela di bawah tegakan pohon akan mengakibatkan penurunan intensitas cahaya karena terhalang oleh tajuk pohon. Akibatnya, akan berdampak pada penurunan laju fotosintesis yang diikuti dengan penurunan laju pertumbuhan dan produksi tanaman sela (Purnomo dan Sitompul, 2012). Pada penelitian ini, dipilih sela-sela tegakan pohon jati dan tujuh genotipe potensial cabai rawit berdaya hasil tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara perlakuan genotipe dan lingkungan, mempelajari respon dan hasil genotipe cabai rawit pada lingkungan ternaungi melalui karakter-karakter yang mendukung, serta mengetahui besarnya pengaruh lingkungan dan genetik berdasarkan pendugaan nilai heritabilitas. Hipotesis dari penelitian ini ialah, diduga masing-masing genotipe cabai rawit pada lingkungan ternaungi di bawah tegakan jati menunjukkan respon yang berbeda pada setiap karakter pengamatan, diduga terdapat genotipe cabai rawit yang mampu beradaptasi dengan baik serta memiliki potensi hasil tinggi, dan dari hasil pendugaan heritabilitas diduga terdapat karakter yang memiliki nilai heritabilitas tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rejosari, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang pada bulan Maret-Desember 2017. Penelitian ini terdiri dari dua lingkungan yang berbeda, yaitu lingkungan terbuka dan lingkungan ternaungi di bawah tegakan pohon jati. Rata-rata intensitas naungan masing-masing ulangan di bawah tegakan jati ±40%. Metode penelitian yang digunakan pada masing-masing lingkungan yaitu, rancangan acak kelompok (RAK). Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ialah tujuh genotipe cabai rawit (Capsicum frutescens. L) yang terdiri dari CRUB1, CRUB2, CRUB3, CRUB4, CRUB5, CRUB6, dan Cakra Putih. Setiap genotipe pada masing-masing lingkungan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 21 satuan percobaan pada setiap lingkungannya, sedangkan setiap plot terdiri dari 15 tanaman cabai rawit. ii Pengamatan setiap karakter pengamatan dilakukan pada 9 sampel tanaman per plot. Karakter yang diamati pada penelitian ini meliputi, tinggi tanaman, jumlah daun, tinggi dikotomus, lebar tajuk, diameter batang, umur berbunga, umur panen, bobot per buah, panjang buah, diameter buah, jumlah buah per tanaman, dan bobot buah per tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis ragam gabungan (uji F) pada taraf 5% berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK). Jika perlakuan menunjukkan perbedaan nyata pada F-hitung, maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lingkungan ternaungi, genotipe cabai rawit menunjukkan perbedaan respon pertumbuhan dibanding dengan lingkungan terbuka. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar tajuk, bobot per buah, panjang buah, dan diameter buah yang meningkat, diameter batang lebih kecil, umur berbunga dan umur panen menjadi lebih lama, serta menurunnya jumlah buah dan bobot buah per tanaman. Dari segi hasil, terdapat 3 genotipe potensial yang memiliki tingkat penurunan hasil yang lebih rendah dibanding genotipe lain yaitu, CRUB 3, CRUB 4, dan Cakra Putih. Selain itu, melalui pendugaan nilai heritabilitas diperoleh hasil dengan kategori rendah pada karakter bobot buah per tanaman, kategori sedang pada lebar tajuk, dan kategori tinggi pada karakter bobot buah, panjang buah, diameter buah, dan jumlah buah per tanaman.