Nilai Sakral Dan Nilai Profan Bagi Masyarakat Setempat Pada Destinasi Wisata (Penelitian Studi Kasus Di Sumber Jenon Desa Gunungronggo Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang)
Main Author: | Negara, DewiPuspa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/122865/1/Nilai_sakral_dan_nilai_profan_pada_masyarakat_setempat_pada_destinasi_wisata.pdf http://repository.ub.ac.id/122865/2/JURNAL.pdf http://repository.ub.ac.id/122865/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji mengenai proses bertemunya nilai sakral dan nilai profan bagi masyarakat setempat pada destinasi wisata Sumber Jenon. Mengingat Sumber Jenon merupakan tempat wisata yang dibuka untuk umum dan juga merupakan sumber mata air yang disakralkan untuk kegiatan keagamaan masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan bagaimana proses bertemunya nilai sakral dan nilai profan bagi masyarakat setempat pada destinasi wisata Sumber Jenon. Teori sakral dan profan oleh Emile Durkheim ini menjadi alat analisis untuk mengetahui bentuk-bentuk nilai sakral dan bentuk-bentuk nilai profan bagi masyarakat setempat. Durkheim berpendapat, bahwa masyarakat menciptakan agama dengan mendefinisikan fenomena tertentu sebagai suatu yang sakral sementara yang lain sebagai profan. Aspek realitas sosial yang didefinisikan dan dianggap sakral inilah yakni sebagai sesuatu yang terpisah dari peristiwa sehari-hari yang membentuk esensi agama. Sedangkan yang profan ialah yang dianggap umum, suatu yang bisa dipakai, dan menyangkut aspek kehidupan duniawi lainnya. Dilengkapi dengan konsep dampak pariwisata bagi masyarakat setempat, hubungan antara masyarakat setempat (host) dan wisatawan (guest) dengan nilai sakral dan nilai profan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan teknik analisis data penjodohan pola agar dapat menggambarkan dan mendiskripsikan berbagai macam kondisi realitas sosial dalam proses bertemunya kedua nilai tersebut. Proposisi awal peneliti adalah nilai profan yang ada di Sumber Jenon adalah selalu dibawa oleh wisatawan, dengan kata lain bahwa masyarakat melihat nilai profan hanya dibawa oleh wisatawan tanpa melihat bahwa sebenarnya masyarakat setempat juga turut menciptakan dan menyuburkan nilai profan yang ada. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa proses bertemunya nilai tersebut membuat masyarakat setempat yang lebih berorientasi sakral pada awalnya menjadi memiliki nilai profan. Begitu juga wisatawan yang lebih banyak memiliki nilai profan namun ada juga wisatawan yang memiliki nilai sakral. Kedua nilai tersebut saling membaur dan menjadi samar sulit untuk dikotakkan. Terbukti dari adanya runtutan acara bersih desa yang terdiri dari beberapa selamatan yang berorientasi sakral namun juga dilengkapi dengan adanya acara hiburan seperti Tayub, ngremo, dan jabutan ancak mundri yang juga berorientasi nilai profan.