Menjadi Muslim Modern (Studi Kasus Pendisiplinan Tubuh Pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor Putri I, Sambirejo, Mantingan, Ngawi, Jawa Timur, Indonesia )

Main Author: Fitriani, LuthfiaDewi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/122855/1/Menjadi_Muslim_Modern-_Luthfia_Dewi_Fitriani.pdf
http://repository.ub.ac.id/122855/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji terkait pendisiplinan tubuh santriwati pada Pondok Pesantren Gontor Putri I, Mantingan, Ngawi. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami serta menganalisis bagaimana cara pondok pesantren dalam mendisiplinkan tubuh santriwati melalui sistem pendidikan untuk menjadi seorang muslim yang modern. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Michel Foucault terkait kekuasaan-pengetahuan, pendisiplinan tubuh dan panoptisisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemilihan informan secara purposive sampling lalu snowboling sampling, dengan menggunakan informan utama dan informan tambahan. Hasil dari penelitian ini pertama, proses pendisiplinan tubuh di PMDGP I dijalankan melalui kegiatan sehari-hari, timing kegiatan harian, kegiatan extrakurikuler, peraturan-peraturan tertulis dan tidak tertulis, seni mengontrol tubuh melalui guru dan santriwati senior. kedua kewajiban dalam menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Ketiga, pembagian kelas sesuai kemampuan santriwati dengan menempatkan santriwati yang pandai dalam akademis menduduki kelas B, C, D seterusnya sampai Z. Keempat, penerapan sistem panoptisme dalam menentukan tempat tinggal santriwati, dan juga penerapan hukuman bagi santriwati yang melanggar disiplin. Peraturan dan pendisiplinan tersebut merupakan wujud kekuasaan-pengetahuan seperti menurut Michel Foucault. Sistem pembelajaran yang diterapkan kepada santriwati adalah sistem yang telah lama berjalan dan diterapkan secara turun menurun dari Trimurti. Adapun beberapa peraturan lainnya disesuaikan dan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan kenakalan santriwati. Selain itu dalam menjadikan satriwati modern dan menjadi rapi, pondok memberlakukan sistem pendisiplinan melalui pakaian, warna dan juga kelengkapan atribut. Pakaian diharuskan syar‟i menurut pondok, syar‟i menurut pondok pesntren yaitu pakaian yang panjang dengan kerudung lebar yang menutupi bgian dada, baju dengan memiliki panjang empat jari diatas lutut dan lebar. Selain dari peraturan pakaian santriwati, warna juga menjadi bagian dari pendisiplinan tubuh santriwati agar terlihat rapi dan seragam.